Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa wanta miskin lebih berisiko mengalami serangan jantung 6 tahun lebih awal dibandingkan wanita kaya.
Para ilmuwan dalam penelitian ini mengatakan wanita berpenghasilan rendah tidak memiliki pilihan kesehatan dan perawatan gaya hidup yang sama seperti wanita kaya.
Para peneliti di Akademi Ilmu Pengetahuan Austria mempelajari latar belakang sosio-ekonomi pasien kardiovaskular di Wina, ibu kota Austria.
Mereka menemukan bahwa orang miskin lebih berisiko menderita serangan jantung yang lebih cepat daripada orang kaya. Bahkan, serangan jantung yang dialami orang miskin jauh lebih parah.
"Makan diet seimbang, menghindari stres, banyak olahraga dan kontrol tekanan darah Anda bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular," kata para peneliti dikutip dari News Week.

Tapi, tidak semua orang bisa merawatnya dengan tingkat yang sama. Misalnya, orang yang berpenghasilan rendah sering mengalami masalah dengan makanan sehat dalam jangka panjang.
Mereka juga sering tinggal di wilayah yang infrastruktur medisnya tidak begitu baik, seperti jumlah dokter lebih sedikit atau akses ke layanan kesehatan yang jauh.
Para ahli pun melihat efek gaya hidup dan lingkungan sosial dalam mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Mereka yang berasal dari Universitas Wina, Rumah Sakit Umum Wina dan Institut Internasional untuk Analisis Sistem Terapan (IIASA) ingin mengetahui pasien serangan jantung dari wilayah miskin di Wina meninggal dunia lebih awal daripada pasien yang berasal dari wilayah kaya.
Baca Juga: Pandemi Virus Corona Covid-19 Bisa Sebabkan Coronasomnia, Apa Itu?
Penelitian ini dirancang untuk menghubungkan data observasi berbasis rumah sakit dari pasien serangan jantung, yang dilengkapi dengan informasi lingkungan sosial ekonomi dan daftar kematian.