Janin Meninggal di Dalam Rahim, Wanita Ini Dipaksa Mengandung hingga Seorang Dokter Kasihan Padanya

Sabtu, 16 Juli 2022 | 12:00 WIB
Janin Meninggal di Dalam Rahim, Wanita Ini Dipaksa Mengandung hingga Seorang Dokter Kasihan Padanya
Ilustrasi hamil (Unsplash.com/ Camylla Battani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang wanita bernama Jenna Fletcher harus tetap mengandung walau salah satu janin kembar identik di dalam rahimnya meninggal dunia pada 2018 lalu, saat usia kehamilannya menginjak 32 minggu.

Berbicara kepada Insider, Fletcher mengaku dokter memaksanya untuk mengandung janin yang sudah meninggal dan mengharuskannya untuk dirawat selama seminggu di rumah sakit.

"Saya menghabiskan hampir seminggu di rumah sakit dengan satu anak laki-laki yang masih hidup dam satu anak laki-laki yang mati di dalam tubuhku," kata Fletcher.

Masa kehamilannya berat, baik secara fisik maupun mental. Sebab, ia menderita hiperemesis gravidarum dan mengalami diabetes gestasional. Usianya juga tua untuk mengandung anak kembar.

Baca Juga: Hits Kesehatan: Dikira Hamil Ternyata Miom, Ditemukan Kondom Milik Firaun

"Saya diawasi secara ketat karena saya memiliki riwayat preeklamsia dan masalah medis yang mendasarinya," sambungnya.

ilustrasi hamil, kehamilan, bayi. [Envato Elements]
ilustrasi hamil [Envato Elements]

Hiperemesis gravidarum merupakan muntah dan mual, atau morning sickness, yang terjadi secara berlebihan selama hamil.

Sementara diabetes gestasional adalah diabetes yang berlangsung selama kehamilan hingga proses persalinan.

Fletcher ingin mengakhiri kehamilannya dengan melahirkan bayinya yang masih hidup lebih awal, tetapi pihak rumah sakit menolak.

Menurutnya, bayinya yang masih hidup akan memiliki kesempatan yang lebih baik daripada tetap berada di dalam rahimnya, bersama saudara lainnya yang sudah meninggal.

Baca Juga: Dikira Hamil Ternyata Perempuan Ini Idap Miom Raksasa Sebesar 5,6 Kilogram

"Perasaan bahwa aku mengandung janin meninggal tidak pernah terlupakan. Budaya telah memberi tahu kita bahwa kematian itu menakutkan dan menyedihkan, tetapi kalimat itu (sebenarnya) tidak cukup kuat (untuk menggambarkan perasaanya)," imbuhnya.

Ia mengaku saat itu merasa sangat takut janinnya yang sudah meninggal akan memengaruhi bayi yang masih hidup dan kesehatan dirinya sendiri.

"Aku masih dihantui oleh teror malam, kegelapan berputar-putar di sekitarku, selama dan setelah aku di rumah sakit. Ketika aku menyadari bahwa itu hanya mimpi, (tetap) tidak ada kelegaan, karena aku terjebak di dalam mimpi buruk," lanjutnya.

Fletcher pun akhirnya menjalani persalinan pada minggu berikutnya karena salah seorang dokter kasihan dengan kondisinya. Ia menjalani operasi caesar.

Setelah melahirkan, Fletcher mengalami depresi dan kecemasan pascapersalinan parah. Ia mengaku tidak bisa membayangkan jika harus terus mempertahankan kehamilannya dalam beberapa hari lagi.

"Meskipun saya sangat yakin bahwa jiwa manusia itu tangguh, saya juga berpikir ada beberapa pengalaman yang dapat menghancurkan seseorang. Dipaksa menggendong bayi yang sudah mati di dalam tubuh selama berminggu-minggu adalah salah satunya," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI