Suara.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Satgas Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, tidak bosan-bosannya mengingatkan masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dan vaksin booster. Apa sih penyebabnya?
"Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa pentingnya tetap menjalankan protokol kesehatan paska divaksin booster. Hal ini semata-mata demi keselamatan kita di tengah kondisi penularan virus meningkat kembali," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Ia mengatakan protokol kesehatan merupakan cara melindungi diri selain mendapatkan vaksin booster. Terlebih adanya varian baru COVID-19, yaitu B.A.4 dan B.A.5 yang mendominasi hingga 81% varian COVID-19.
Prof. Wiku menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo pun telah menegaskan pentingnya memakai masker dimanapun berada terutama saat merayakan Idul Adha, 10 Juli lalu.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Hampir 4.000 Sehari, Pemerintah Ubah Lagi Aturan Perjalanan
Secara data dan fakta, menunjukkan bahwa orang yang tidak menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar, maka dapat kembali tertular, walaupun sudah divaksin booster. Ditemukannya reinfeksi paska divaksin atau disebut breakthrough infection dapat terjadi pada semua orang terutama populasi rentan.
Seperti orang dengan gangguan imunitas, penderita komorbid, dan lansia. Breakthrough infection akan semakin sering terjadi jika jumlah virus meningkat, tidak diimbangi kepatuhan protokol kesehatan yang tinggi.
Terkait vaksin sendiri, pada prinsipnya memiliki 3 manfaat besar. Yaitu mencegah terinfeksi, mencegah perburukan apabila terinfeksi, dan mengurangi jumlah virus di dalam tubuh sehingga tidak mudah menularkan.
"Namun, dari 3 manfaat tersebut, ternyata 2 manfaat vaksin yang dirasakan saat seseorang terinfeksi juga dapat menegaskan bahwa seseorang yang sudah divaksin lengkap, bahkan booster sekalipun tidak menjamin dapat 100 persen kebal dari COVID-19," jelas Wiku.
Sekedar mengetahui, sebagaimana sosialisasi rutin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), paska pengumuman Emergency Use Authorization (EUA) bahwa rata-rata efikasi saat uji klinis tidak pernah mencapai sempurna 100%. Bahkan untuk vaksin bagi penyakit lain sekalipun. WHO sendiri telah menetapkan persentase angka efikasi ideal bagi vaksin yang layak digunakan ialah 50%.
Baca Juga: IDI Prediksi Gelombang COVID-19 Keempat Tengah Terjadi
"Meski demikian, masyarakat jangan ragu untuk vaksin booster. Karena, di Indonesia, semua vaksin yang ada memiliki efikasi di atas angka tersebut sehingga seluruh vaksin yang ada dijamin efektivitasnya," jelasnya.