Suara.com - Bisefenol A (BPA) sempat ramai diperbincangkan seiring dengan rencana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan pelabelan pada galon.
BPA sempat disebut bisa menyebabkan kemandulan hingga kanker. Menanggapi hal tersebut, pakar pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nugraha Edhi Suyatma, mengatakan hingga kini belum ada satu studi pun yang menyatakan bahwa Bisfenol A (BPA) itu bisa menyebabkan kemandulan dan kanker.
Menurutnya, satu uji BPA untuk sampai pada kesimpulan itu tidak bisa cuma satu tapi harus ada banyak kajian atau penelitian.
“Ujinya itu nggak bisa cuma satu. Makanya ada yang namanya meta analisis, yaitu banyak kajian, banyak penelitian, dianalisis dan digabungkan. Tapi, kalau hanya satu pihak itu belum tentu sama dengan penelitian lain yang melakukan,” ujarnya dalam keterangan, Kamis, (14/7/2022).
Karenanya, dia mempertanyakan apa yang disampaikan dosen Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan UGM, Diah Ayu Puspandari, yang menyatakan BPA itu menyebabkan kemandulan pada sarasehan yang diadakan BPOM beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Gegara Sering Berjemur Tanpa Pakai Sunscreen, Wanita Ini Idap Kanker Kulit di Kepala hingga Pitak
“Kalau saya hadir di acara itu, saya mungkin bisa menanyakan pakarnya UGM itu yang menyatakan bahwasanya BPA itu menyebabkan kemandulan sehingga kerugian negara bisa mencapai sekian triliun. Apakah benar kemandulan yang dimaksudkan itu disebabkan oleh BPA,” tuturnya.
Selain itu, ada beberapa peneliti lokal yang mengklaim melakukan penelitian tentang BPA ini tanpa melalui peer review (pengujian dari rekan sejawat) dan tanpa menyampaikan sponsor yang membiayai penelitian mereka.
Menurut Nugraha, hingga kini belum ada studi yang namanya epidemiologi yang mengarah ke sana (BPA penyebab kemandulan). Tanpa adanya studi epidemiologi bahwa di Indonesia BPA menyebabkan kemandulan, secara etika ilmiah tidak boleh mengungkapkan klaim seperti itu.
“Kalau belum ada, ya belum bisa diklaim begitu,” ucapnya.
Kepala BPOM pun mengakui bahwa studi BPA ini baru bersifat indikatif dan kausalitasnya (hubungan sebab akibatnya) belum jelas
Menurut Nugraha, selama ini penelitian lebih banyak yang menyatakan penyebab kemandulan adalah karena faktor keturunan, makanan, minuman beralkohol, dan merokok.
Begitu juga dengan kaitan BPA dengan penyakit kanker, menurut Nugraha, masih belum ada studi yang menyatakan hal itu. Termasuk hasil studi meta analisis yang terakhir pada tahun 2021, menurutnya, itu juga masih menunjukkan tidak adanya hubungan BPA dengan penyebab kanker.
“Makanya, orang yang ingin meningkatkan status BPA itu menjadi karsinogen belum bisa dibuktikan sampai sekarang,” tuturnya.
Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa atau The European Food Safety Authority (EFSA) yang melakukan evaluasi ulang risiko BPA hingga kini belum menyimpulkan bahwa BPA itu penyebab kanker, dan masih melakukan kajian yang lebih luas lagi.
Baca Juga: Selain Merokok, Faktor Lingkungan Rumah Bisa Picu Kanker Paru-paru!