Sebulan Subvarian BA.4 dan BA.5 Merajalela, Kasus Covid-19 di Indonesia Naik 6 Kali Lipat

Rabu, 13 Juli 2022 | 18:11 WIB
Sebulan Subvarian BA.4 dan BA.5 Merajalela, Kasus Covid-19 di Indonesia Naik 6 Kali Lipat
Virus Corona varian omicron (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Infeksi virus Corona Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 membuat kasus positif Covid-19 meningkat drastis dalam satu bulan terakhir.

Juru bicara Satgas Covid-19 RI prof. drh. Wiku Adisasmito mengungkapkan, kasus subvarian BA.4 dan BA.5 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Kasus makin meningkat pada sepekan kemudian. Hingga kasus positif harian saat ini naik 6 kali lipat dibandingkan sebulan lalu.

"Kemarin, 12 Juli 2002, untuk pertama kalinya kasus Covid-19 di Indonesia mencapai lebih dari 3.000 kasus dalam 1 hari. Sebelumnya, meskipun terjadi kenaikan, kita bisa mempertahankan 2.000 kasus. Angka ini meningkat 6 kali lipat jika dibandingkan dapat satu bulan lalu, yaitu 12 Juni di mana kasus harian masih sebesar 551 kasus dalam sehari," papar Wiku dalam konferensi pers virtual, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga: Eropa Jadi Pusat Gelombang Covid-19 Omicron BA.5, WHO Minta Protokol Kesehatan Diperketat

Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)
Ilustrasi Virus Corona Varian Omicron (Envato)

Kenaikan kasus positif itu tentu menyebabkan peningkatan kasus aktif pula. Per 12 Juli, kasus aktif Covid-19 di Indonesia tembus hingga 20 ribu. Jumlah tersebut naik 4 kali lipat dibandingkan bulan lalu yang hanya tercatat sekitar 4.000 kasus aktif, kata Wiku.

Ia mengingatkan bahwa adanya peningkatan kasus aktif dan kasus positif itu perlu diwaspadai. Karena artinya, tingkat penularan di masyarakat mulai kembali tinggi.

"Positivity rate mingguan juga mengalami kenaikan. Di minggu kedua bulan Juli positivity rate mencapai 5,12 persen, di mana angka tersebut sudah mencapai standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yaitu 5 persen," ujarnya.

Wiku memgungkapkan bahwa kasus positif harian masih didominasi di wilayah Jawa-Bali, hingga 95,45 persen. Menurut Wiku, kondisi tersebut menandakan kalau penularan masih terpusat di Jawa-Bali, di mana pergerakan aktif masyarakat terjadi paling banyak dan besar.

Di sisi lain, angka kematian harian tidak turut naik secara signifikan karena masih di bawah sepuluh jiwa per hari. Tapi, bagaimana pun juga angka kematian tersebut tetap perlu diturunkan hingga tidak ada lagi korban jiwa akibat infeksi Covid-19.

Baca Juga: Papua Barat Akan Operasikan Whole Genom Sequencing untuk Dapatkan Informasi Data Genom COVID-19 Omicron

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI