Suara.com - Situasi bencana, seperti kebakaran terkadang menjadi suatu hal yang tidak dapat terhindarkan di berbagai tempat. Termasuk di rumah sakit yang melayani banyak pasien.
Padahal, situasi di rumah sakit seringkali krusial dan butuh penanganan segera. Oleh karena itu, manajemen Rumah Sakit Siloam Palangkaraya melakukan latihan tanggap bencana melalui tahapan simulasi code red/fire safety.
Pelaksanaan simulasi ini diikuti 181 karyawan yang bekerjasama dengan tim Pemadaman Kebakaran Kota Palangkaraya.
Dalam latihan tersebut, dr. Arie Jimmy Reynanda Rahu, Ketua P2K3 Siloam Hospitals Palangkaraya mengatakan, materi Code Red dan simulasi memadamkan api yang membakar ruangan IPD (Departemen Rawat Inap) rumah sakit dilakukan agar alur komunikasi dan respon tanggap bencana kembali diingat oleh para peserta.
Baca Juga: Kebakaran di Aceh Tamiang, Satu Rumah dan Enam Ruangan Puskesmas Ludes Terbakar
"Latihan ini sifatnya sebagai pengingat, bahwa menjalin komunikasi dan cepat tanggap terhadap antisipasi bencana merupakan hal pokok dalam menjalankan simulasi code red atau telah terjadi kebakaran dilingkungan rumah sakit. Ada empat tim yang berlatih hari ini dan latihan berjalan sesuai kebutuhan dengan dukungan tim Damkar Palangkaraya", tutur dr. Arie Jimmy Reynanda Rahu, dalam keterangannya, Rabu, (13/7/2022).
Dikatakan dr. Arie Jimmy, empat tim yang berlatih terdiri dari kelompok karyawan yang menggunakan helmet merah, helmet biru, helmet kuning dan karyawan yang menggunakan helmet orange.
Pelaksanaan Simulasi Code Red dan Pemadaman Api
Pelatihan tanggap bencana darurat melalui simulasi code red dilakukan di Departemen Rawat Inap lantai dua. Simulasi api terbakar diketahui melalui adanya hubungan arus pendek dari kabel penyambungan yang dibawa oleh keluarga pasien. Melihat adanya sumber api, petugas kebersihan segera memberi informasi kepada perawat yang bertugas di lantai dua tersebut.
"Tindakan selanjutnya adalah segera memadamkan sumber api melalui fasilitas tabung alat pemadam (Apar) oleh karyawan yang menggunakan helmet merah. Sementara karyawan yang menggunakan helmet biru segera menghubungi Fire Command Center (FCC) untuk segera mengaktifkan code red dalam simulasi. Petugas helmet biru pun bertugas menjaga pasien sekaligus mematikan jalur gas media pada lingkungan sekitar, tutur dr. Arie Jimmy Reynanda Rahu menjelaskan.
Baca Juga: Lahan Diduga Tempat Penimbunan BBM di Palangka Raya Terbakar
Simulasi dilanjutkan dengan segera mengamankan ratusan dokumen penting oleh karyawan yang menggunakan helmet kuning dan bersamaan oleh petugas helmet orange menyampaikan kondisi yg terjadi kepada pasien dan keluarga pasien. Kode Purple atau evakusi akan dilakukan.
Dari simulasi code red, pemadaman api tidak berhasil dan titik api semakin membesar maka koordinasi dilanjutkan dan melaporkan agar meminta persetujuan dari KOTI utk dapat menghubungi pihak Damkar dan melakukan persiapan ke lokasi titik kumpul. Team K3RS menghubungi FCC utk mengaktifkan code purple atau evakusi.
"Dalam simulasi code purple, semua pasien dan keluarganya dilakukan evakuasi menyesuaikan dengan skala perioritas keselamatan menuju titik kumpul. Tujuan utama pada simulasi ini adalah memadamkan api dan segera mengamankan keselamatan jiwa pasien, keluarga pasien dan seluruh karyawan rumah sakit", ungkap Arie Jimmy.
Tidak berapa lama dari Simulasi, pihak damkar tiba dan mulai memadamkan api hingga padam, setelahnya dari FCC menginfokan bahwa code red selesai.
Adapun dalam kegiatan pelatihan simulasi tersebut, Direktur Siloam Hospitals Palangkaraya, dr. Kevin Chrisanta Budiyatno turut hadir dan ikut serta dalam pelatihan.
"Pelatihan ini tentunya untuk meningkatkan kembali kewaspadaan dan menjalin komunikasi bagi seluruh karyawan sekaligus penyegaran materi code red dan materi code purple dilingkungan rumah sakit", pungkas dr. Kevin Chrisanta Budiyatno.