Jangan Kerokan Setiap Hari, Dokter Ungkap Dampaknya Ngeri Banget

Rabu, 13 Juli 2022 | 11:10 WIB
Jangan Kerokan Setiap Hari, Dokter Ungkap Dampaknya Ngeri Banget
Kerokan sebagai pengobatan tradisional. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kerokan adalah salah satu terapi tradisional yang dianggap baik bagi kesehatan oleh masyarakat. Tapi Dokter Spesialis Akupuntur mengingatkan untuk tidak setiap hari menjalani terapi ini, karena bisa menyebabkan pembuluh darah pecah.

Dokter Spesialis Akupunktur RSUP Persahabatan, dr. Stefanus Agung Budianto, Sp.AK mengatakan efek merah pada kulit bukanlah karena angin yang keluar, tapi karena pembuluh darah yang pecah.

"Tapi jangan lupa, artinya ketika dikerok itu ada pembuluh darah yang pecah gitu. Nah, artinya jarak antara kerokannya itu nggak bisa setiap hari," ujar dr. Stefanus dalam acara diskusi Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Selasa (12/7/2022).

Kerokan. [YouTube/@Udin Fahrudin]
Kerokan. [YouTube/@Udin Fahrudin]

Ia menambahkan, jika tubuh merasa mudah merasakan efek seperti masuk angin setiap hari, alih-alih ingin dikerok setiap hari disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Sumber Penyebab Masalah Pernapasan Penderita Long Covid

Ini karena banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan antara masuk angin dan penyakit jantung.

"Kalau sampai ada keluhan seperti itu, lebih baik konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakit underlying diseasenya itu apa, penyebab utamanya itu apa, sampai timbul keluhannya terus menerus hingga setiap hari," terang dr. Stefanus.

Sementara itu kerokan adalah salah satu kekayaan budaya lokal Indonesia. Secara medis, kata dr. Stefanus, kerokan yang umumnya dilakukan di punggung banyak bersentuhan dengan titik saraf pusat yang dirangsang.

"Ketika dilakukan di punggung, memang untuk persarafan organ-organ memang banyak, masing masing dermatom artinya masing masing segmen dari itu jelas ada manfaatnya," jelas dr. Stefanus.

Terakhir, ia mengingatkan saat melakukan pijatan atau kerokan juga perlu berhati-hati, karena kerap ditemukan anggapan benjolan yang bisa dipijat, padahal bisa jadi salah satu gejala tumor.

Baca Juga: Waspada, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Tidak Hanya Serang Lansia, Namun Juga Kaum Milenial

"Banyak yang salah kaprah bahwa, wah ada benjolan nih, benjolan harus dipijet sampai pecah, sampe ilang. Padahal ternyata itu ada sebuah keganasan, nah tentu hal itukan bunuh diri namanya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI