Suara.com - Nutritional Outlook melaporkan bahwa penjualan suplemen vitamin C meningkat sebesar 61,8 persen pada tahun 2020.
Namun, para ahli mengatakan bahwa sangat sedikit orang yang sebenarnya perlu mengonsumsi suplemen vitamin C, terutama yang kadarnya melebihi rekomendasi harian.
Bahkan, bila seseorang kekurangan vitamin C, para ahli menyarankan untuk mengonsumsi buah dan sayuran daripada suplemen.
"Jika orang mengonsumsi semua vitamin C yang mereka beli, maka ada kemungkinan ada banyak orang yang mengonsumsi vitamin C secara berlebihan," ahli diet dan profesor di University of Houston, Kirstin Vollrath, dilansir dari Insider.
Baca Juga: Vitamin dan Mineral yang Penting untuk Menjaga Kuku Tetap Kuat dan Sehat
Sebuah tim independen ahli pengobatan tidak merekomendasikan orang dewasa sehat mengonsumsi suplemen, meskipun saran tersebut tidak berlaku untuk wanita hamil, pasien sakit kronis, anak-anak, dan mereka yang didiagnosis kekurangan.
Orang yang makan makanan seimbang kemungkinan akan memiliki cukup vitamin C dari makanan seperti kentang, apel, tomat, paprika, dan jeruk.
National Institutes of Health mengatakan bahwa paprika merah atau sepertiga cangkir jus jeruk memberikan lebih dari cukup vitamin C yang direkomendasikan setiap hari.
"Mengonsumsi vitamin C tambahan tidak akan membuat seseorang lebih sehat," kata Vollrath.
Vitamin C akan diserap di usus dan dibawa ke sel untuk membantu tubuh memproduksi protein dan hormon. Tubuh hanya akan menggunakan vitamin C sesuai porsinya, sisanya akan dibuang melalui urine.
Baca Juga: Kekurangan Vitamin B12 dan A Bisa Menyebabkan Masalah Mata, Apa Tandanya?