Soal Sunat Bayi Perempuan, Dokter Anak Minta Kebiasaan Ini Ditinggalkan

Selasa, 12 Juli 2022 | 17:18 WIB
Soal Sunat Bayi Perempuan, Dokter Anak Minta Kebiasaan Ini Ditinggalkan
Ilustrasi Bayi (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sunat pada bayi perempuan masih menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Padahal sebenarnya tindakan itu tidak ada manfaatnya secara medis.

"Bayi perempuan tidak memerlukan sunat mohon ditinggalkan kebiasaan lama tersebut," kata Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Cynthia Centauri, Sp.A., dalam siaran langsung Instagram RSUI beberapa hari lalu.

Ia menjelaskan, berbeda dengan sunat pada laki-laki, selain dianjurkan dalam agama tapi juga memang ada manfaatnya untuk kesehatan.

"Karena bayi laki-laki itu preposiumnya menutup, terutama kalau bayinya fimosis, dia menutupi jalur kencing. Sehingga ketika BAK (buang air besar) atau pipis dia akan mudah terkontaminasi kemudian menyebabkan infeksi," jelasnya.

Baca Juga: Tak Perlu Diikat Kencang, Begini Cara Membedong Bayi yang Benar dari Dokter Anak

Ilustrasi bayi perempuan. (Pixabay)
Ilustrasi bayi perempuan. (Pixabay)

"Tapi pada bayi perempuan, bentuknya sudah sedemikian rupa terbuka. Sehingga tidak ada relevansi untuk melakukan tindakan sunat," imbuh dokter Cynthia.

Sunat bagi laki-laki juga tidak tidak hanyaakan melancarkan jalur kecing. Ada sejumlah manfaat lain untuk kesehatan bila dilakukan sunat bagi laki-laki. Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut sejumlah manfaat dari sunat:

1. Kurangi risiko infeksi saluran kemih

Sirkumsisi atau sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih. Kondisi infeksi saluran kemih berulang dapat menyebabkan gangguan ginjal. Laki-laki yang tidak disunat lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih tersebut.

2. Cegah penularan penyakit menular seksual

Baca Juga: Bisa Bahaya, Dokter Anak Ingatkan Jangan Mandikan Bayi dengan Berat Badan Kurang dari 2,5 Kg!

Selain virus HPV, sunat juga dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual seperti herpes dan sifilis. Namun begitu, tidak berarti laki-laki yang sudah disunat aman dari virus dan bakteri tersebut. Selama melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman, maka risiko tersebut dapat dihindari.

3. Cegah simosis

Mencegah fimosis, sebuah kondisi saat kulup penis yang tidak disunat sulit untuk ditarik. Hal ini menyebabkan penis terasa nyeri dan membuat sulit untuk BAK (Buang Air Kecil) karena sakit.

4. Kurangi risiko kanker penis

Mengurangi risiko kanker penis juga kanker serviks pada pasangannya. Perempuan yang pasangannya melakukan sirkumsisi memiliki risiko lebih rendah terjangkit kanker serviks dibanding mereka yang pasangannya tidak disunat.

5. Dipercaya kurangi risiko HIV

Beberapa studi menyatakan bahwa laki-laki yang disunat memiliki risiko rendah tertular HIV dari perempuan yang terinfeksi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI