Suara.com - Sunat pada bayi perempuan masih menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Padahal sebenarnya tindakan itu tidak ada manfaatnya secara medis.
"Bayi perempuan tidak memerlukan sunat mohon ditinggalkan kebiasaan lama tersebut," kata Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Universitas Indonesia dr. Cynthia Centauri, Sp.A., dalam siaran langsung Instagram RSUI beberapa hari lalu.
Ia menjelaskan, berbeda dengan sunat pada laki-laki, selain dianjurkan dalam agama tapi juga memang ada manfaatnya untuk kesehatan.
"Karena bayi laki-laki itu preposiumnya menutup, terutama kalau bayinya fimosis, dia menutupi jalur kencing. Sehingga ketika BAK (buang air besar) atau pipis dia akan mudah terkontaminasi kemudian menyebabkan infeksi," jelasnya.

"Tapi pada bayi perempuan, bentuknya sudah sedemikian rupa terbuka. Sehingga tidak ada relevansi untuk melakukan tindakan sunat," imbuh dokter Cynthia.
Sunat bagi laki-laki juga tidak tidak hanyaakan melancarkan jalur kecing. Ada sejumlah manfaat lain untuk kesehatan bila dilakukan sunat bagi laki-laki. Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), berikut sejumlah manfaat dari sunat:
1. Kurangi risiko infeksi saluran kemih
Sirkumsisi atau sunat dapat mengurangi risiko infeksi saluran kemih. Kondisi infeksi saluran kemih berulang dapat menyebabkan gangguan ginjal. Laki-laki yang tidak disunat lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih tersebut.
2. Cegah penularan penyakit menular seksual
Baca Juga: Tak Perlu Diikat Kencang, Begini Cara Membedong Bayi yang Benar dari Dokter Anak
Selain virus HPV, sunat juga dapat mengurangi risiko infeksi menular seksual seperti herpes dan sifilis. Namun begitu, tidak berarti laki-laki yang sudah disunat aman dari virus dan bakteri tersebut. Selama melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman, maka risiko tersebut dapat dihindari.