Tak Perlu Diikat Kencang, Begini Cara Membedong Bayi yang Benar dari Dokter Anak

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 11 Juli 2022 | 05:05 WIB
Tak Perlu Diikat Kencang, Begini Cara Membedong Bayi yang Benar dari Dokter Anak
Ilustrasi membedong bayi. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Membedong tubuh bayi masih jadi kebiasaan banyak orangtua di Indonesia. Teknik membalut tubuh itu biasanya dilakukan terhadap bayi baru lahir hingga berusia beberapa bulan.

Dokter spesialis anak dr. Cynthia Centauri, Sp.A., mengatakan bahwa tujuan membedong tubuh bayi sebenarnya untuk memberikan kehangatan. Oleh sebab itu, orangtua tidak perlu memililit kain terlalu kencang ke tubuh bayi.

"Sebetulnya kita hanya menginginkan efek bayi merasa nyaman dan hangat. Jadi tidak ada keharusan untuk terlalu kencang. Justru sebaliknya, yang penting nyaman, kita menyelimuti longgar saja itu enggak apa-apa," kata dokter Cynthia dalam siaran langsung Instagram RS Universitas Indonesia beberapa waktu lalu.

Baik itu membedong dengan kain konvensional yang diikat ataupjn bedong modern yangbdilengkapi dengan perekat, dokter Cynthia mengingatkan agar orangtua selalu memperhatikan letak bedong juga kekuatan lilitannya.

Baca Juga: Penampakan Bedong Bayi Buatan Bapak Bikin Syok: Kembali ke Settingan Pabrik

"Pada dasarnya ketika melilitkan selimut ke arah bayi jangan terlalu dekat dengan wajah dan jangan terlalu ringan. Karena bayi terkadang tidak sengaja seperti mengulet (gerakan tangan) lalu menutup selimut ke atas wajah, justru itu berbahaya," ujarnya.

Ia menyarankan agar jangan menggunakan kain bedong yang terlalu ringan sehingga mudah disingkap dengan tangan bayi. Selain itu, tidak perlu dililit maupun diikat terlalu kencang ke tubuh bayi.

Mengikat kain juga sebaiknya tidak terlalu kencang jika bayi dikenakan baju guri bayi. Meski sebenarnya, baju gurita sudah tidak direkomendasikan oleh dokter anak.

"Kita sudah tidak gunakan dan tidak direkomendasi lagi. Karena basic gurita, baik yang canggih maupun zaman dulu, tujuannya ingin menghangatkan bayi. Tapi gurita ini justru terlalu mengikat kencang dada dan perut bayi," ujarnya.

Dokter Cynthia menjelaskan bahwa pola nafas bayi berbeda dengan orang dewasa. Kebanyakan orang dewasa lebih sering bernapas dengan dada, sedangkan bayi bernafas dengan perut.

Baca Juga: Mitos atau Fakta, Bedong Bisa Meluruskan Kaki Bayi yang Bengkok?

"Jadi kalau kita pasangkan (baju gurita) terlalu kencang, apalagi di perut, pasti akan sesak. Jadi kurang tepat kalau menggunakan gurita pada bayi. Kalau memang tujuannya supaya bayi tidak kedinginan gunakan saja kaos dalam," sarannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI