Suara.com - Perayaan Idul Adha selalu identik dengan pemotongan hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba. Pemotongan hewan kurban ini sendiri biasanya disaksikan oleh masyarakat, baik orang dewasa bahkan anak-anak.
Pemotongan hewan kurban yang disaksikan oleh anak-anak sendiri terkadang muncul kekhawatiran akan adanya trauma yang dialaminya. Selain itu, anak juga justru dapat meniru perilaku tersebut melakukan kekerasan pada hewan.
Namun, bagaimana pemotongan kurban yang disaksikan oleh anak dari sudut pandang psikologi?
Dampak psikologis tergantung anak tersebut dibesarkan
Baca Juga: Kemnaker Serahkan 25 Hewan Kurban untuk Memperingati Hari Raya Idul Adha
Melansir laman About Islam, seorang Psikolog di Geneva B. Scruggs Community Health Care Center New York, Aisha Mohammad mengatakan kondisi psikologi yang terjadi ketika anak menyaksikan pemotongan hewan kurban tergantung pada di mana anak tersebut dibesarkan.
Misalnya, anak yang besar di peternakan akan terbiasa melihat pemotongan hewan ternak. Hal tersebut karena mereka mengetahui hewan ternak nantinya akan disembelih dan dijadikan makanan.
Selain itu, menurut Aisha jika anak tersebut besar di negara yang mayoritas Islam juga akan terbiasa dan tidak memberikan trauma yang berat.
Jelaskan makna Idul Adha
Aisha juga menjelaskan, orang tua juga bisa memanfaatkan momen tersebut dengan menjelaskan makna dan sejarah Idul Adha kepada anak. Orang tua daptat menjelaskan bahwa penyembelihan hewan kurban tersebut merupakan pengorbanan yang dimaksudkan untuk beribadah.
Baca Juga: Sapi Kurban Jokowi di Cangkringan Berliur, DP3: Stres Pengangkutan
“Ini juga menjadi momentum tepat bagi orang tua untuk berdiskusi tentang sejarah dan makna Idul Adha kepada anaknya,” jelas Aisha dikutip dari laman About Islam, Minggu (10/7/2022).
Jangan paksa anak jika tidak mau
Meskipun begitu, menurut Aisha ketika anak tersebut memang tidak ingin melihatnya, berarti tidak boleh memaksanya. Jadi biarkan anak tersebut yang memutuskan apakah ia ingin melihat pemotongan atau tidak.
Jika memang kemauan melihat pemoyongan hewan kurban adalah keinginannya sendiri, dapat berarti ia juga sudah siap mental melihat hal tersebut.
Terkadang, juga ada anak yang hanya melihat beberapa saat lalu pergi. Menurut Aisha hal itu adalah wajar karena anak butuh waktu untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan emosionalnya.
Pantau kondisi anak setelah melihat penyembelihan hewan kurban
Orang tua juga harus memantau dan bertanya bagaimana perasaan anak ketika melihat hewan kurban tersebut disembelih. Hal ini dapat membuat orang tua juga memahami perasaan mereka.
Namun, selalu orang tua juga haerus selalu ingat kalau semua itu didampingi dengan pemahaman dan makna kurban kepada anak.