Suara.com - Risiko tersedak atau kemasukan benda asing lewat mulut maupun hidung ke saluran napas tidak hanya bisa terjadi akibat makanan. Tersedak jarum pentul termasuk salah satu kasus yang cukup sering ditemui para dokter paru di rumah sakit.
"Pada dewasa juga sering terjadi, terutama pada ibu-ibu yang sering menggunakan jarum pentul. Misalnya ditaruh di mulut kemudian lupa, berbicara, lalu tersedak masuk ke saluran nafas," kata Dirut RSUP Persahabatan dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)., dalam konferensi pers virtual, Kamis (7/7/2022).
Kondisi itu tentu sangat berisiko karena ujung jarum yang sangat tajam bisa saja menusuk saluran napas.
"Maka perlu edukasi kepada masyarakat supaya melakukan upaya pencegahan. Meskipun tindakan untuk mengambil benda tajam itu bisa dilakukan dengan non pembedahan ataupun dengan pembedahan. Tetapi tentu ini memerlukan suatu prosedur yang beresiko," ujarnya.
Terbaru, dokter paru di RSUP Persahabatan mengeluarkan jarum pentul dari dalam paru seorang perempuan tanpa proses pembedahan. KSM paru, divisi pulmonologi paru dan gawat darurat nafas RSUP Persahabatan dr. Muhammad Fahmi, Sp.P(K)., menambahkan bahwa kasus seperti itu bukan yang pertama kalinya ia tangani.
"Kita sudah sering melakukan tindakan mengeluarkan benda asing dari saluran nafas, yang kemarin berupa jarum pentul. Pasien seorang perempuan berusia 19 tahun, tinggal di sekitar Depok," kata dokter Fahmi.
Peristiwa tersedak bermula saat pasien sedang merapikan jilbab. Jarum pentul digigit kemudian tak sengaja tertelan saat ia berbicara. Dokter Fahmi mengungkapkan kalau leristiwa seperti itu kerap terjadi pada pekerja maupun pelajar yang mengenakan jilbab.
Jarum pentul bisa dengan mudah meluncur ke paru lewat tenggorokan karena ujung jarum licin akibat dilapisi dengan plastik dan terkena air liur. Jarum kemudian masuk ke saluran nafas atas sampai ke saluran nafas bawah, lalu berakhir di paru-paru.
"Tidak akan bisa keluar sendiri karena itu berupa jarum dan dia tajam. Karena ada benda asing di saluran napas, maka pasien refleks mengalami rangsangan untuk batuk. Begitu dia batuk, ujung jarum yang tajam akan melukai saluran napas. Sehingga, saat batuk pasien akan mengalami batuk bercak darah," tuturnya.
Baca Juga: Berisiko tapi Tak Berbahaya, Pria Ini Gunakan Jarum Pentul untuk Alat Bantu Mendekor Kue Tart
Sebelum tindakan pengambilan, pasien menjalani foto toraks, rontgen, dan CT Scan. Terlihat bahwa jarum sudah masuk ke paru bagian bronkus bawah. Jarum kemudian diambil dengan prosedur bronkoskopi dari dalam mulut. Sehingga tidak perlu ada pembedahan.
Sebelum tindakan itu dilakukan, dokter paru akan lebih dulu berkoordinasi dengan bedah saraf bedah dan bedah thorax untuk antisipasi jika prosedur bronkoskopi gagal dilakukan.
"Jarum kita coba ambil dengan bagian tajam menghadap ke atas. Kita lakukan tindakan selama kurang lebih 20 menit dan kita angkat tanpa ada komplikasi oada pasien," kata dokter Fahmi.