Suara.com - Seorang pria bernama Jake Eberts (26) rela meminum campuran bakteri shigella, racun, air dan larutan lainnya yang bisa membuatnya sakit parah, dengan diare.
Jake bergabung menjadi sukarelawan dalam sebuah penelitian yang bertujuan untuk menemukan vaksin penyakit mengerikan, yang disebabkan bakteri shigella.
Bakteri shigella dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan yang disebut disentri. Bakteri akan menggandakan diri di usus kecil, lalu menyebar ke usus besar.
Bakteri dapat melepaskan racun yang menyebabkan kerusakan sel usus dan peradangan. Disentri memicu gejala kram dan diare parah yang bisa berisi darah, yang terjadi 10 hingga 30 kali dalam sehari.
Baca Juga: Diare Menguras Energi dan Bikin Dehidrasi, Ini Pentingnya untuk Menjaga Asupan Makanan
Bila peneliti dalam studi ini berhasil membuat vaksin, maka obat ini dapat menyelamatkan jutaan nyawa.
Jake mengambil tantangan 11 hari atas nama sains, dan ia menceritakan pengalamannya secara langsung melalui cuitan Twitter.
Dia menggambarkan hari keenam sebagai hari terburuk, hingga ia mengalami demam dan tingkat tekanan darah naik signifikan.
"Itu sakit paling brutal yang pernah aku alami dan aku ingin mati selama ena jam penuh. Aku tidak bisa membayangkan betapa mengerikan penyakit ini bagi anak kecil," tuturnya, dilansir The Sun.
Selama masa percobaan, Jake merasa kesulitan bergerak karena sakit perutnya.
"Setiap bergerak di kamar mandi, (misalnya) ketika mau mencuci tangan atau mengambil tisu, aku akan berbaring di lantai dan dududk diam selama lima menit," sambungnya.
Ia menjelaskan 3 alasannya mau menjadi sukarelawan penelitian ini, yakni:
1. Membantu masyarakat yang kurang beruntung dan memajukan pengobatan modern
3. Aku dibayar cukup uang untuk menutupi sewa (rumah) selama sisa tahun ini
3. Aku dibayar, bahkan saat aku tidak terkena disentri
Sebagai gantinya, Jake mendapat Rp 105,2 juta dalam studi ini.
Setelah pulih, Jake mengadakan penggalangan dana untuk membantu negara-negara berkembang mendapat akses air minum bersih. Cara ini membantu mengurangi penularan penyakit.
Dia, dan sukarelawan lainnya, mendaftar ke percobaan Universitas Maryland untuk membantu memerangi puluhan ribu kematian akibat disentri setiap tahun.