Jelang Puncak Haji 2022, Jemaah Risiko Tinggi Dapat Pengawasan Khusus dari Tenaga Kesehatan Haji

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 05 Juli 2022 | 20:38 WIB
Jelang Puncak Haji 2022, Jemaah Risiko Tinggi Dapat Pengawasan Khusus dari Tenaga Kesehatan Haji
Ibadah haji merupakan ibadah paripurna bagi umat Islam. Pelaksanaannya dilakukan dengan aturan yang ketat, termasuk penjatuhan denda atau dam. (Ilustrasi-pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Artinya Alhamdulillah jemaah kalau kita kontrol dan jaga kesehatannya, Insya Allah mereka akan terjaga kondisinya," katanya.

Kedua, petugas kesehatan diminta juga untuk memperketat skrining kesehatan kepada jemaah menjelang Armuzna. Hal ini untuk menentukan siapa saja jamaah haji yang akan disafari wukufkan dan badal melontar jumrah.

"Jadi tolong jamaah yang dinilai tidak laik kesehatannya untuk melakukan Armuzna secara mandiri, disafari wukufkan untuk arafahnya, sementara untuk lempar jamaratnya dibadalkan," katanya.

Budi mengaku yakin, jika hal ini dilakukan, maka angka kematian pada jemaah haji bisa ditekan. Untuk itu penting setiap dokter kloter mendata siapa saja jemaah haji yang perlu safari wukuf dan badal melontar jumroh.

"Kalau dibadalkan lempar jamaratnya bagi jemaah risti, saya yakin bisa ditekan angka kesakitan maupun yang meninggal," katanya.

Hal ketiga yang perlu diperhatikan TKH adalah jangan sampai jemaah haji kekurangan cairan di tengah suhu ekstrim. Untuk itu akan dilakukan gerakan minum bersama dan gerakan makan kurma tiga butir antara petugas dan jemaah.

"Ajak mereka minum bersama untuk menjaga stamina mereka. Kita juga ajak makan kurma bersama," katanya.

Untuk itu, dia hanya menyarankan agar jemaah haji minum air putih dan makan tiga butir kurma setiap harinya. Setidaknya setiap satu jam sekali, jemaah dapat didorong untuk minum sebanyak 200 ml air.

Namun, khusus bagi jemaah yang memiliki penyakit kronis seperti jantung dan gagal ginjal, harus dikonsultasikan dulu dengan dokter spesialis, asupan cairan yang dibutuhkan. Hal ini penting untuk memastikan intake cairan yang harus dikonsumsi tidak malah membahayakan nyawa jemaah tersebut.

Baca Juga: Gangguan Pernapasan Rentan Menyerang Jemaah, Dokter Ingatkan Basahi Masker Bukan Solusi

"Tentu minum air disesuaikan pada jemaah yang kita ketahui punya penyakit jantung dan ginjal tentunya tidak sama ya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI