5 Risiko Umum Kuret dengan Sistem ERPOC, yang Dijalani Annisa Pohan setelah Keguguran

Cesar Uji Tawakal | Rosiana Chozanah
5 Risiko Umum Kuret dengan Sistem ERPOC, yang Dijalani Annisa Pohan setelah Keguguran
Annisa Pohan saat ditemui di Kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021). [Suara.com/Alfiakn Winanto]

Annisa mengatakan bahwa janin yang dikandungnya tidak berkembang dan tidak terdengar detak jantung.

Suara.com - Annisa Pohan menjalani kuret dengan sistem ERPOC setelah mengalami keguguran pada Sabtu (2/7/2022) pekan lalu. Istri Agus Harimurti Yudhoyono ini keguguran di usia kehamilan 7 minggu atau trimester kedua.

Annisa mengatakan bahwa janin yang dikandungnya tidak berkembang dan tidak terdengar detak jantung. Sehingga dokter menyarankannya untuk langsung membersihkan rahimnya.

Saran dokter agar segera dikeluarkan dan dibersihan dengan sistem ERPOC (serupa dengan kuret bahasa umumnya), dan telah dilakukan kemarin 2 Juli 2022," tulis Annisa Pohan diunggahan Instagram, Minggu (3/7/2022).

ERPOC merupakan Evacuation Of Retained Products Of Conception, prosedur untuk mengeluarkan konsepsi atau benda dari rahim.

Baca Juga: Kakorlantas Ungkap Strategi Jelang Puncak Arus Balik Lebaran

Unggahan Annisa Pohan [Instagram/@annisayudhoyono]
Unggahan Annisa Pohan [Instagram/@annisayudhoyono]

Meski menurut NHS (layanan kesehatan Inggris) ERPOC cepat bikin pasien pulih, prosedur ini memiliki beberapa risiko, seperti:

Risiko infeksi dada

Dilansir laman Womens Health Group, risiko ini disebabkan oleh kolaps-nya area kecil paru-paru. Pengobatan risiko ini menggunakan antibiotik dan fisioterapi.

Nyeri dan bengkak pada kaki

Risiko ini terjadi karena adanya penggumpalan di kaki, yakni Deep Vein Thrombosis (DVT). Dalam kasus yang jarang terjadi, sebagian pembekuan darah dapat pecah dan berpindah ke paru-paru, yang berakibat fatal.

Baca Juga: Siap-siap Arus Balik, AHY: Pemerintah Sudah Punya Jurus Jitu Atasi Kemacetan

Serangan jantung