Bahasa Medis Rumit, Wamenkes Minta Edukasi Kesehatan ke Masyarakat Dilakukan dengan Bahasa Awam

Senin, 04 Juli 2022 | 19:25 WIB
Bahasa Medis Rumit, Wamenkes Minta Edukasi Kesehatan ke Masyarakat Dilakukan dengan Bahasa Awam
Ilustrasi dokter dan tenaga kesehatan. (stock image)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD., mengingatkan para tenaga medis untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dengan istilah awam yang mudah dipahami.

Ia menyampaikan bahwa pengobatan jangan hanya berhenti di ruang praktik dokter, tapi juga harus dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang bisa dipahami publik.

"Ini akan kita teruskan kepada masyarakat kedokteran di Indonesia bahwa hal-hal penting yang berkaitan dengan kedokteran tidak melulu bersumber pada masalah teknis dan komunikasi bahasa medis yang ada, tetapi juga harus bisa diterjemahkan ke dalam bahasa hukum, bahasa publik, diterjemahkan ke dalam edukasi masyarakat," kata Dante, usai membuka Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia 2022 di Jakarta, Senin (4/7/2022).

Hal itu perlu dilakukan sehingga semua hal terkait isu kesehatan dapat tercapai tujuannya, yakni untuk memastikan kesehatan masyarakat. Dante menjelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) juga menjadi salah satu fokus Kementerian Kesehatan sebagai bagian dari enam pilar transformasi kesehatan di Indonesia.

Baca Juga: Jongkok Usai Olahraga Bisa Bikin Varises? Dokter Tirta Ungkap Faktanya

Ilustrasi dokter dan pasien. (Unsplash.com/ National Cancer Institute)
Ilustrasi dokter dan pasien. (Unsplash.com/ National Cancer Institute)

Transformasi SDM medis di Indonesia saat ini fokus terhadap tiga isu, yaitu pemenuhan jumlah dokter, distribusi dokter yang merata, dan standar mutu dokter yang harus terjaga dengan baik.

"Pertemuan ini akan mendukung transformasi kesehatan terutama bidang SDM di mana mutu kedokteran akan semakin lebih terjamin. Sehingga masyarakat kedokteran bisa memberikan sumbangsih di dalam dunia nyata yang lebih baik lagi," ujarnya.

Transformasi SDM juga jadi salah satu pembahasan dalam Konferensi Asosiasi Dokter Medis Sedunia tersebut. Agenda utama dari kegiatan itu untuk berdiskusi tentang standarisasi etik kedokteran yang disesuaikan dengan kondisi masa kini.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Adib Khumaidi, Sp.OT., menyampaikan bahwa tujuannya bukan untuk mengubah kode etik yang telah ada, melainkan sebagai kajian untuk disesuaikan denhan perkembangan zaman saat ini.

"Ini bukan mengubah, tapi ini review dari International medical ethic, di mana dalam kaitannya dengan perkembangan yang saat ini. Ini menjadi satu pagar, satu hal yang sangat penting karena kita punya pertanggungjawaban profesi sebagai dokter, sebagai manusia, dan yang utamanya untuk melindungi pasien,” kata Adib.

Baca Juga: Cegah Penyakit Kulit Jemaah Haji, Ini Tips dari Dokter Kulit

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI