Wabah Listeria di AS Telah Menyebabkan Satu Orang Meninggal, 20 Lainnya Dirawat Inap

Senin, 04 Juli 2022 | 17:03 WIB
Wabah Listeria di AS Telah Menyebabkan Satu Orang Meninggal, 20 Lainnya Dirawat Inap
Ilustrasi listeria. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan wabah baru Listeria pada Kamis (30/6/2022). Wabah ini telah menyebabkan 23 orang sakit, dengan 22 dirawat inap dan satu meninggal dunia.

Kasus-kasus listeria tersebut terjadi antara 24 Januari 2021 hingga 12 Juni 2022, dengan 16 dari 23 kasus terjadi tahun ini.

Bakteri Listeria monocytogenes dapat menyebabkan infeksi listeriosis, yang dapat ditemukan di tanah, air, lingkungan yang lembab, syuran busuk, dan hewan mati.

Listeria umumnya ditularkan ke orang-orang melalui makanan yang terkontaminasi selama proses pemanenan, pemrosesan atau pengangkautan.

Baca Juga: Update Covid 19 Global: di Dunia Kasus Infeksi Meningkat, Rusia Justru Longgarkan Protokol Kesehatan

Sementara bakteri dapat bertahan hidup dan tumbuh di bawah suhu rendah, seperti di kulkas atau alat pengawet lainnya, lapor Live Science.

Ilustrasi bakteri Listeria. (Shutterstock)
Ilustrasi bakteri Listeria. (Shutterstock)

Di masa lalu, wabah listeriosis di AS berkaitan dengan berbagai macam produk, seperti susu yang tidak dipasteurisasi, es krim, ikan asap, hot dog, dan sayuran mentah maupun olahan.

Untuk wabah saat ini, CDC belum mengidentifikasi sumbernya.

Kasus telah dikonfirmasi di 10 negara bagian, seperti Colorado, Georgia, Illinois, Kansas, Massachusetts, Minnesota, New Jersey, New York, Pennsylvania dan Florida.

Secara total, 20 orang yang sakit dilaporkan tinggal atau bepergian ke Florida pada bulan sebelum mereka jatuh sakit.

Baca Juga: Mencabut atau Waxing Bulu Hidung Bikin Infeksi, Komplikasinya Bisa Mengenai Otak

Secara umum, bakteri Listeria memicu penyakit parah selama kehamilan, pada bayi baru lahir, orang berusia 65 tahun ke atas, dan orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

Gejala penyakit tersebut bisa berupa demam, nyeri otot, sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan dan kejang-kejang. Infeksi juga dapat menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah dan diare.

Dalam kasus parah, terutama pada orang tua dan kelompok orang dengan gangguan kekebalan, bakteri dapat menginfeksi aliran darah (sepsis) atau otak (meningitis dan ensefalitis).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI