Berulang Kali Terinfeksi Covid-19 Disebut Tidak Akan Meningkatkan Kekebalan terhadap SARS-CoV-2

Minggu, 03 Juli 2022 | 08:15 WIB
Berulang Kali Terinfeksi Covid-19 Disebut Tidak Akan Meningkatkan Kekebalan terhadap SARS-CoV-2
Ilustrasi gejala long Covid (freepik.com/karlyukav)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terinfeksi Covid-19 berulang kali tidak akan meningkatkan kekebalan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Sebaliknya, mereka justru rentan terkena long Covid.

Dalam peringatan baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa teori tentang infeksi Covid-19 yang pernah dialami meningkatkan kekebalan dan membantu mereka melawan virus corona mungkin tidak begitu benar.

Menurut utusan khusus WHO untuk Covid-19, David Nabarro, infeksi Covid-19 berulang justru dapat meningkatkan risiko penderita terkena long Covid.

"Mengidap Covid-19 berkali-kali tidak membangun resistensi atau kekebalan karena virusnya selalu berubah," kata Narrabo.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Sumber Penyebab Masalah Pernapasan Penderita Long Covid

Lebih lanjut lagi, dia menambahkan bahwa semakin banyak yang tertular virus, risiko long Covid-19 meningkat.

Ilustrasi lelah bekerja.[Freepik]
Ilustrasi tidak bisa berkonsentrasi.[Freepik]

"Semakin sering Anda mengalaminya, semakin besar kemungkinan Anda tidak beruntung dan berakhir dengan long Covid, yang tidak diinginkan oleh siapa pun karena bisa sangat serius," lanjutnya, dilansir The Health Site.

Apa itu long Covid?

Long Covid merupakan komplikasi kesehatan yang dialami penyintas infeksi virus corona, bahkan setelah ia sudah sembuh dari penyakitnya.

Kondisi long Covid dapat berkisar dari gejala ringan hingga sedang, dan sebagian besar merupakan masalah kesehatan berkelanjutan yang dialami seseorang setelah pertama kali terinfeksi SARS-CoV-2.

Baca Juga: Peneliti Menemukan Varian Virus Corona Mana yang Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid

Gejalanya bisa berupa kabut otak atau sulit berkonsentrasi, sakit kepala terus menerus, insomnia atau sulit tidur, pusing saat berdiri, kehilangan bau dan rasa, hingga depresi atau kecemasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI