Cara Orang Pegang Pena Bisa Prediksi Risiko Alzheimer, Ini Sebabnya!

Minggu, 03 Juli 2022 | 08:00 WIB
Cara Orang Pegang Pena Bisa Prediksi Risiko Alzheimer, Ini Sebabnya!
Ilustrasi menulis (Pixabay.com/StarupStockPhotos)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian menemukan cara seseorang memegang pena bisa menunjukkan risiko Alzheimer.

Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia yang menyebabkan seseorang perlahan-lahan kehilangan ingatan dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Gejala dari penyakit alzheimer ini berkembang selama bertahun-tahun, sehingga cukup sulit dikenali pada tahap awal.

Tapi, ada beberapa tanda-tanda awal dari perilaku seseorang yang bisa menandakan penyakit Alzheimer ini, mulai dari caranya memarkirkan kendaraan hingga perubahan humor.

Praktik memegang pena dan kertas sering dimanfaatkan sebagai tes untuk mendiagnosis Alzheimer. Tes ini mengharuskan seseorang untuk menggambar bentuk binatang atau wajah yang ada dalam ingatannya.

Semakin mereka tidak mampu menggambarkannya, maka semakin besar risiko mereka mengembangkan demensia.

Ilustrasi menulis (Pixabay.com/StartupStockPhotos)
Ilustrasi menulis (Pixabay.com/StartupStockPhotos)

Para peneliti dari Universitas Tsukuba, Jepang, telah menemukan tanda-tanda lain dalam tes pena dan kertas yang bisa muncul lebih awal.

Mereka merekrut 144 orang dengan berbagai tingkat kemampuan kognitif, termasuk beberapa dengan demensia dan beberapa yang benar-benar sehat.

Setiap peserta menjalani lima tes menggambar berbeda yang mengukur 22 fitur menggambar. Para peneliti menilai dari tekanan pena, postur pena, kecepatan dan seberapa sering orang tersebut berhenti.

Baca Juga: Australia Selatan Catat Kasus Cacar Monyet Pertama pada Pria yang Bepergian ke Luar Negeri

Kemudian, para peneliti membandingkan fitur-fitur ini dan menggunakan program berbasis komputer untuk melihat seberapa baik ciri-ciri gambar dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang dengan atau tanpa kognisi normal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI