Suara.com - Pemerintah melalui Satgas Covid-19 menyebut kenaikan kasus terjadi secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Data terbaru bahkan menyebut kenaikan kasus mencapai 620 persen dalam 28 hari.
Namun disampaikan oleh Prof Wiku Adisasmito selaku juru bicara Satgas Covid-19 mengatakan, peningkatan kasus ini tidak diiringi dengan penambahan angka kematian. Menurut para ilmuwan, hal ini terjadi karena Indonesia mendapatkan perlindungan hybrid immunity. Apa itu?
Prof Wiku menjaskan bahwa hybrid immunity adalah kekebalan kelompok yang didapatkan dari vaksinasi sekaligus infeksi Covid-19.
"Berkaca dari hal ini pemerintah Indonesia berusaha tetap optimal dalam melakukan seluruh upaya pengendalian, baik melalui vaksinasi maupun implementasi protokol kesehatan," katanya dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 1 Juli: Positif 1.100, Sembuh 1.147, Meninggal 1
Pemerintah dalam penanganan COVID-19 juga menyadari pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, sebagai perilaku berkelanjutan. Prinsipnya, masyarakat harus tetap siaga, disiplin, dan pantang lalai baik saat kondisi kasus COVID-19 naik maupun melandai.
Adanya berbagai keringanan yang diberikan kepada masyarakat dalam beraktivitas, seperti kapasitas yang meningkat maupun pemakaian masker hanya di dalam ruang harus dijalankan secara bertanggung jawab. Terlebih kepada orang yang sakit agar tidak beraktivitas terlebih dahulu dan wajib bermasker.
"Hal ini sebagai bentuk antisipasi jika nantinya terdapat kemunculan varian baru atau kenaikan kasus yang tidak terelakkan. Sehingga setidaknya tidak terjadi lonjakan angka kasus maupun angka kematin yang signifikan," jelas Wiku.