Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan cacar monyet atau monkeypox sudah terdeteksi pada anak di bawah 18 tahun.
Hal ini membuat banyak orang khawatir, karena mengartikan cacar monyet sudah menyerang di luar komunitas orang dewasa, di mana kasus awal ditemukan pada biseksual dan gay atau hubungan seksual antara lelaki dengan lelaki.
Hal ini diungkap langsung Manajer Insiden Covid-19 WHO, Dr. Abdi Rahman Mahmud bahwa ditemukan dua kasus cacar monyet pada anak di Inggris.
"Kami mengetahui ada dua kasus cacar monyet pada anak-anak di Inggris, jadi kami juga menghubungi Spanyol dan Prancis," ujar Dr. Mahmud dalam acara media briefing, Rabu (29/6/2022).
Baca Juga: 11 Santriwati di Depok Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual, Megawati: Mereka Takut Melapor
Seperti diketahui, Inggris, Spanyol dan Prancis jadi negara dengan kasus cacar monyet terbanyak di dunia, di luar negara Afrika sebagai lokasi endemi cacar monyet.
Ia menambahkan bahwa anak yang terinfeksi adalah remaja usia 16 dan 17 tahun dengan kondisi gejala ringan, tapi ini perlu diwaspadai karena cacar monyet bisa menyebar ke kelompok populasi lain.
"Kasus anak ini adalah kasus ringan, tetapi kami sangat khawatir penyakit ini akan menyebar ke kelompok populasi ini," jelasnya.
Sementara itu, cacar monyet adalah penyakit virus yang ditularkan dari hewan ke manusia atau zoonosis yang bisa sembuh sendiri.
Cacar monyet disebabkan virus monkeypox atau virus anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae, yang umumnya terjadi di Afrika Tengah dan Afrika Barat.
Baca Juga: Cacar Monyet di Benua Afrika Makin Ganas, Kebutuhan Alat Tes dan Vaksin Meningkat
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC orang yang terinfeksi cacar monyet akan mengalami gejala awal demam seperti flu, kelelahan, sakit kepala dan nyeri tubuh.
Selanjutnya kelenjar getah bening di leher dan ketiak akan membengkak, sebagai tanda adanya infeksi.
Virus ini juga bisa menular di luar kelompok infeksi awal, lewat benda seperti pakaian, handuk atau tempat tidur yang terpapar dengan cairan lesi atau nanah, yang digunakan oleh orang yang terpapar.