Pelawak Doyok Sempat Alami Stroke, Bisakah Dipengaruhi Riwayat Pakai Sabu?

Kamis, 30 Juni 2022 | 14:49 WIB
Pelawak Doyok Sempat Alami Stroke, Bisakah Dipengaruhi Riwayat Pakai Sabu?
Ilustrasi stroke. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelawak Doyok mengaku pernah mengalami serangan stroke ringan, di mana kondisi tangannya mengalami kaku dan melengkung sehingga harus dibawa ke rumah sakit.

Stroke adalah salah satu penyakit kronik yang umumnya dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, seperti penggunaan narkoba yang meningkatkan faktor risiko terkena stroke.

Tidak kurang dari sepekan, pelawak senior ini harus dirawat intensif di RS Pusat Otak Nasional (PON), sebelum akhirnya kembali pulih.

"Stroke ringan empat bulan lalu," kata Doyok dikutip dari YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga: Kena Serangan Jantung, Kadir Jual 3 Rumah hingga Tanah untuk Penuhi Kebutuhan Hidup

Stroke adalah kondisi saat asupan darah menuju ke otak terganggu atau sama sekali terhenti, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Akibatnya, dalam hitungan menit saja, sel-sel otak mulai mati.

Sementara itu mengutip Very Well Health, Kamis (30/6/2022), penggunaan obat-obatan narkotika bisa menyebabkan seseorang terkena stroke.

Bahkan risikonya naik signifikan pada usia muda, yang sebelumnya tidak punya satupun faktor risiko stroke.

Namun tidak semua jenis narkoba punya dampak yang sama pada risiko stroke secara keseluruhan, karena obat yang berbeda bisa mempengaruhi tubuh secara berbeda.

Beberapa narkoba bisa menyebabkan stroke secara langsung, karena cara kerjanya bisa merusak pembuluh darah di otak.

Baca Juga: Doyok Alami Stroke Ringan akibat Tekanan Darah Tinggi, Ada Hubungannya?

Sedangkan narkoba jenis lainnya bisa menyebabkan stroke dengan cara merusak organ lain seperti jantung, ginjal atau hati.

Jenis narkoba yang secara umum meningkatkan risiko stroke adalah kokain, amfetamin (sabu-sabu) dan heroin.

Seperti diketahui, Doyok pada 2000 silam ditangkap karena mengonsumsi narkoba jenis sabu. Lelaki dengan nama asli Sudarmaji ini harus mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Tangerang selama satu tahun.

Adapun amfetamin, yang di Indonesia akrab disebut sabu-sabu, punya efek yang sangat kuat untuk meningkatkan tekanan darah sangat tinggi dan secara tiba-tiba.

Padahal tekanan darah tinggi jadi penyebab nomor satu untuk stroke. Inilah sebabnya narkotika sabu bisa meningkatkan seseorang terkena stroke.

Seperti pada kokain, narkotika jenis sabu dalam jangka panjang juga meningkatkan risiko stroke, karena membuat pembuluh darah otak bekerja tidak lancar dan mengganggu anggota tubuh lainnya.

Bahkan secara jangka pendek, pengguna sabu bisa mengalami stroke mendadak selama atau setelah penggunaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI