Waspada Kaki Borok! Jemaah Haji Pengidap Diabetes Wajib Gunakan Alas Kaki yang Tepat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 29 Juni 2022 | 22:18 WIB
Waspada Kaki Borok! Jemaah Haji Pengidap Diabetes Wajib Gunakan Alas Kaki yang Tepat
Kaki borok karena neuropati akibat diabetes. (Dok. Kemenkes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jemaah haji pengidap diabetes diminta disipling menggunakan alas kaki demi menghindari komplikasi diabetic foot alias kaki borok.

Tim dokter dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, dr. Ahmah Syahri, SpPD, menuturkan bahwa kaki borok terjadi akibat neuropati yang dialami pasien diabetes. Kondisi ini ditandai dengan gangguan syaraf akibat penyakit diabetes yang ditandai dengan kesemutan, nyeri, atau mati rasa yang lebih sering menyerang syaraf kaki.

"Saraf-sarafnya menjadi tidak sensitif. Sehingga ketika berjalan misalnya lupa pakai alas kaki, terkena trauma dan akhirnya mengalami luka," ucap dr. Ahmad, dalam keterangan yang diterima Suara.com.

Pencegahan terbaik menurut dr. Ahmad adalah jangan sampai terjadi luka di kaki. Sekalipun terjadi luka, sebaiknya segera diobati, agar tidak mengarah pada kondisi infeksi bahkan sepsis.

Baca Juga: Dibalik Rasa Pahitnya, Ternyata Pare Berkhasiat Mengobati Penyakit Ini Lho!

"Jadi pencegahannya kalau diabetes adalah jangan sampai ada luka terutama luka di kaki," ujar dr. Ahmad.

Untuk itu dr. Ahmad menyarankan jemaah haji untuk menggunakan alas kaki yang dirasakan paling nyaman dan tidak akan melukai kaki.

"Prinsipnya tetap melihat kenyamanan dari penggunaannya," saran dr. Ahmad lagi.

Hal ini penting dilakukan, mengingat jarak yang harus ditempuh jemaah haji. dr. Ahmad mencontohkan, jarak tempuh yang harus dilalui jemaah untuk melakukan ibadah di masjidil haram dari terminal Syib Amir kurang lebih sejauh 1 km pulang pergi.

“Belum lagi nanti di Masjidil haram untuk melakukan tawaf dan sa’i,” jelasnya.

Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Tidur dengan TV Menyala, Bisa Meningkatkan Risiko Penyakit Kronis, Kok Bisa?

dr.Ahmad juga berpesan kepada para Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter untuk memetakan jemaah haji yang sudah memiliki komorbid, dan melakukan deteksi masalah kesehatan jemaah sedini mungkin.

“Semakin cepat terdeteksi masalah kesehatannya dan semakin cepat ditangani tentu akan semakin lebih baik hasilnya. Kalaupun ada kasus yang tidak bisa ditangani di kloter kami dari KKHI siap 24 jam untuk menerima," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI