Jangan Salah Kaprah, Sel Telur Ternyata Menyeleksi Sperma yang Boleh Membuahinya

Rabu, 29 Juni 2022 | 21:05 WIB
Jangan Salah Kaprah, Sel Telur Ternyata Menyeleksi Sperma yang Boleh Membuahinya
ilustrasi sperma menuju sel telur.[Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejauh ini, kebanyakan orang mengira jutaan sel sperma telah berlomba-lomba mencapai sel telur yang siap dibuahi sehingga terjadilah kehamilan.

Faktanya, sel sperma tidak pernah "balapan" atau berlomba-lomba mencapai sel telur lebih dulu untuk melakukan pembuahan.

Sebaliknya, dilansir dari Bright Side, sel telur wanita justru memiliki kendali untuk memilih jenis sperma yang diinginkannya dan diizinkan untuk melakukan pembuahan.

Seorang ilmuwan, Dr. Joseph H. Nadeau, mengatakan sel telur wanita itu tidak hanya tunduk dan jinak begitu saja dengan sperma. Sel telur justru memainkan peran kunci dalam proses reproduksi.

Baca Juga: Kenali Faktor Risiko Stroke Ringan, Kondisi yang Diam-Diam Dialami Pelawak Doyok

Menurut Pacific Northwest Research Institute, sel telur wanita justru yang memilih untuk mendukung atau menghempas sperma alias membuat seleksi seksual pada tingkat sel itu sendiri lebih kompleks.

Ilustrasi sperma (shutterstock)
Ilustrasi sperma (shutterstock)

Berdasarkan hukum mendel, proses ini disebut sebagai hukum segregasi yang juga disebut hukum pewarisan yang menyatakan bahwa setiap orangtua membawa dua salinan dari setiap gen.

Langkah selanjutnya disebut proses fertilisasi acak, di mana gen-gen ini dibagi secara acak yang hanya membawa satu salinan. Namun, penelitian terbaru membantah hal tersebut.

Dr. Nadeau melakukan dua eksperimen terpisah yang mengisyaratkan teori berbeda. Tujuannya untuk menghasilkan rasio kombinasi gen tertentu yang dapat diprediksi pada keturunannya

Dalam penelitian, ia pertama kali memberi tikus betina satu gen normal dan satu gen mutan yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker testis. Tikus jantan memiliki semua gen normal. Hasil yang diperoleh pun sesuai dengan hukum Mendel.

Baca Juga: Doyok Sempat Kena Stroke, Ketahui Metode Tes FAST untuk Cegah Dampak Buruk Jangka Panjang

Pada eksperimen kedua, ia memberi tikus jantan gen kanker mutan dan gen normal pada tikus betina. Ia mendapatkan hasil hanya 27 persen yang menerima versi mutan, lebih jauh dari yang diharapkan sebesar 75 persen.

Dr Nadeau pun menarik dua kesimpulan dari dua eksperimen tersebut, antara lain:

1. Daya tarik antara sperma dan sel telur sebagian besar melibatkan molekul asam folat

Metabolisme vitamin B atau asam folat berbeda dalam sel telur dan sperma. Perubahan-perubahan ini mungkin menjadi faktor penentu daya tarik antara sperma dan sel telur.

2. Sperma sudah ada di saluran reproduksi wanita saat menuju sel telur

Telur mungkin tidak sepenuhnya berkembang selama waktu ini. Jadi, ada kemungkinan sel telur memengaruhi pembelahan sel ini sehingga gennya juga cocok untuk sperma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI