Suara.com - Sebelumnya sempat beredar kabar artis Marshanda hilang di Los Angeles karena kondisinya yang mengidap bipolar. Belakangan diketahui, informasi itu keliru karena keluarga masih bisa menghubungi ibu satu anak itu.
Hal ini dikonfirmasi langsung adik Marshanda, Alyssa Ramadhani yang mengaku sudah berkomunikasi langsung dengan artis 32 tahun tersebut.
"Kami masih komunikasi sampai saat ini," ujar Alyssa Ramadhani selaku perwakilan keluarga Marshanda dalam wawancara virtual, Selasa (28/6/2022).
Sementara itu bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah suatu gangguan mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrim.
Baca Juga: 8 Fakta Sheila Salsabila, Orang yang Mengabarkan Marshanda Hilang di Los Angeles
Hal ini membuat orang yang mengalaminya, perasaannya bisa berubah secara tiba-tiba dari sangat bahagia mania atau bahagia berlebihan, menjadi sangat sedih bahkan hingga depresi dan bisa berperilaku yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Adapun seiring perkembangan zaman, berbagai penyakit keturunan bisa diperiksa dan diantisipasi sejak anak-anak dengan pemeriksaan genetik. Lantas pertanyaanya, bisakah gangguan mental seperti bipolar terdeteksi sejak usia anak?
Direktur Business & Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati mengakui jika Priodia sebagai penyedia jasa tes laboratorium, termasuk di dalamnya tes genomic, yakni tes kesehatan secara genetik yang tidak akan berubah hingga ia dewasa.
"Untuk mental sepertinya belum ada, karena memang belum sampai ke sana dan terdapat banyak faktoran pada tubuh," ujar Indriyanti usai peluncuran Prodia Mobile Home Service di Prodia Tower, Kramat, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan umumnya tes genomic yang ada saat ini, digunakan untuk mencari tahu berbagai risiko penyakit secara genetik sejak anak tersebut lahir.
Baca Juga: Mengenal Episode Manik Bipolar: Gelaja, Penyebab dan Cara Pengobatan
Risiko penyakit itu di antaranya diabetes, hipertensi, kardiovaskular, stroke, nutrigenomic, hingga sport genomic.
"Sesuai dengan genetik kita, kemudian skin dan hair genomic, selanjutnya juga ada immune risk," terang Indriyanti.
Meski dalam tes ada risiko berbagai penyakit yang ditemukan, kata dia, bukan berarti di masa depan anak tersebut saat dewasa pasti akan sakit, tapi tes ini bisa sebagai antisipasi.
Antisipasi ini berupa, apa makanan minuman, kandungan skincare hingga jenis olahraga yang sesuai untuk anak tersebut hingga ia dewasa. Sehingga pola hidup sehat yang sangat personal bisa diterapkan sedini mungkin.
"Inilah sebabnya, biasanya tes ini perlu pendampingan dokter untuk menjelaskannya, bukan berarti anak itu akan sakit saat dewasa, dan kami sediakan konsultasi dokter itu gratis," tutup Indriyanti.
Tes ini dilakukan di dalam negeri dan sampelnya tidak dibawa ke luar negeri, sehingga data tidak akan beredar ke luar tapi dilakukan oleh tenaga kesehatan (nakes) Indonesia, dan disimpan di dalam negeri sehingga tidak tercecer ke luar negeri, dan dijaga ketat kerahasiaanya.