Suara.com - Kasus Cacar monyet hingga kini masih terus meningkat di sejumlah negara. Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa cacar monyet bukan darurat kesehatan global pada 25 Juni.
Komite Darurat Peraturan Kesehatan Internasional (EC) pertama tentang monkeypox bertemu di markas besar WHO di Jenewa pada 23 Juni untuk mempertimbangkan tingkat keparahan wabah.
Komisi Eropa menyarankan Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa, saat ini, wabah cacar monyet bukanlah darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Namun, WHO menyatakan pertemuan EC mewakili "seruan untuk tindakan kesehatan masyarakat yang intensif" dalam menanggapi wabah multi-negara.

“Kami membutuhkan semua negara untuk tetap waspada dan memperkuat kapasitas mereka untuk mencegah penularan cacar monyet,” kata Dr. Tedros seperti dikutip dari Medical News Today.
“Kemungkinan banyak negara akan kehilangan peluang untuk mengidentifikasi kasus, termasuk kasus di komunitas tanpa perjalanan baru-baru ini.”
Virus cacar monyet telah menjadi ancaman di Afrika selama bertahun-tahun.
Sementara itu, para ilmuwan Afrika mengkritik WHO ketika komitenya mempertimbangkan apakah akan menyatakan virus zoonosis sebagai darurat kesehatan masyarakat.
Pada 1 Juni, lebih dari 1.400 kasus cacar monyet dilaporkan oleh WHO di Afrika saja di mana setidaknya 72 orang telah meninggal.
Baca Juga: Ngeri! Ilmuwan Sebut Jumlah Mutasi Virus Cacar Monyet Diperkirakan Lebih Banyak dari yang Diketahui
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan bahwa kasus cacar monyet terjadi di luar Afrika di negara-negara yang biasanya tidak menderita cacar monyet, termasuk Amerika Serikat. Namun kebanyakan kasus terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.