Suara.com - Anak di bawah usia 5 tahun yang terlambat mendapatkan imunisasi dasar masih bisa dikejar jumlah dosisnya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) meminta para orangtua untuk melengkapi jumlah dosis imunisasi anaknya.
Imunisasi kejar pada program BIAN akan disediakan 3 jenis vaksin, yaitu OPV (polio tetes), IPV (polio suntik), dan DPT-HB-HIB. Selain ketiga vaksin tersebut, program BIAN juga mencakup pemberian imunisasi tambahan berupa vaksin campak rubela untuk anak usia 9 bulan hingga 15 tahun, disesuaikan provinsi domisili.
Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. DR. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K)., mengatakan, ada kemungkinan banyak anak-anak yang perlu mendapatkan vaksin lebih dari satu dalam sekali waktu.
Hal tersebut karena adanya imunisasi tambahan campak rubela juga untuk mengejar dosis dari imunisasi dasar.
Baca Juga: 5 Kegiatan yang Biasa Dilakukan Anak Kecil Bersama Temannya saat Hujan
"Bisa jadi anak datang dapat suntikan vaksin campak rubella di lengan kanan atau kiri. Kemudian dia harus mendapatkan vaksin DPT Hepatitis B di paha kiri. Juga dapat IPV di paha kanan dan OPV diteteskan di mulut," paparnya dalam webinar BIAN, Selasa (28/6/2022).
Prof. Soejatmiko menegaskan bahwa pemberian vaksin berbeda secara sekaligus itu aman dan tidak akan mempengaruhi efektivitas vaksin. Hal tersebut telah dipastikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melalui studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Imunisasi kejar seruoa juga telah dilakukan di beberapa daerah, seperti Yogyakarta dan Bangka Belitung.
"Bagaimana KIPI-nya (efek samping)? Terbukti dari WHO juga penelitian CDC, semua mengatakan bahwa KIPI sama saja. Bukan berarti kalau vaksinnya 4, berarti efeknya jadi 4 kali lipat, tidak. Karena tubuh punya faktor regulasi. Kekebalannya juga sama dengan suntikan tunggal," jelasnya.
Apabila orangtua lupa jumlah dosis terakhir dari imunisasi dasar lengkap anak, Prof. Soejatmiko menyarankan, agar mengulang dari dosis yang paling sedikit.
Baca Juga: Situasi Darurat, 200 Kasus Kekerasan Anak Ditangani DP3A Kota Makassar
"Misalnya vaksin OPV lupa terakhir 2 atau 3 kali, pilih saja 2. Karena kalau kelebihan (dosis) tidak berbahaya, kalau kurang justru berbahaya karena mungkin kekebalannya sudah habis," kata prof. Soejatmiko.