Suara.com - Seorang lelaki di Austria yang berhubungan seks di luar negeri tertular jenis baru "gonore super" yang kebal terhadap sebagian besar antibiotik yang umumnya digunakan untuk mengobati infeksi, kata para ilmuwan.
Ini adalah kedua kalinya strain "gonore super" terdeteksi. Satu lagi ditemukan pada 2018 di beberapa negara. Istilah "gonore super" mengacu pada serangga yang memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap perawatan yang direkomendasikan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Jika jenis gonore yang resistan terhadap banyak obat terus menyebar, banyak kasus PMS mungkin menjadi tidak dapat diobati, menurut penulis laporan kasus yang diterbitkan pada hari Kamis di jurnal medis Eurosurveillance. Demikian seperti dilansir dari The Insideeer.
Sebagian besar kasus gonore tidak menimbulkan gejala tetapi dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infertilitas, jika infeksi tidak dapat diobati. Gejalanya meliputi keluarnya cairan dan rasa sakit ketika seseorang buang air kecil dan testis yang menyakitkan atau pendarahan vagina yang tidak teratur.
Baca Juga: Korban Predator di Ponpes Subang Diimingi Dapat Ridho Guru Jika Penuhi Nafsu Bejat Pelaku
Pria tak dikenal berusia 50-an itu melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan seorang pekerja seks perempuan di Kamboja pada bulan April, menurut laporan kasus. Lima hari kemudian, dia mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan keluar cairan dari penisnya, katanya.
Hasil swab menunjukkan strain yang ditangkapnya sangat resisten terhadap azitromisin, yang biasanya merupakan salah satu antibiotik pertama yang digunakan untuk mengobati gonore, dan resisten antibiotik lain, termasuk: ceftriaxone, cefixime, cefotaxime, ciprofloxacin, dan tetrasiklin.
Pengobatan gonore bervariasi dari satu negara ke negara lain tetapi cenderung dimulai dengan kombinasi azitromisin dan seftriakson. Di AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan ceftriaxone sebagai antibiotik tunggal untuk sebagian besar kasus gonore.
Lelaki itu awalnya diobati dengan azitromisin dan ceftriaxone. Dua minggu kemudian, gejalanya sembuh, tetapi swab penis menunjukkan dia masih menderita gonore. Tes menunjukkan bakteri "super"-nya masih rentan terhadap pengobatan dengan antibiotik yang mengandung penisilin yang disebut co-amoxiclav. Obat itu tampaknya mengobati gonore, kata para ilmuwan.
Penulis laporan kasus mengatakan "menjanjikan," hasil swab pria itu menunjukkan dua obat eksperimental yang disebut lefamulin dan zoliflodacin juga kemungkinan akan bekerja melawan strain tersebut. Kedua obat ini sedang diuji dalam uji klinis tahap akhir, tambah mereka.
Baca Juga: Seberapa Sering Sih Lansia Berhubungan Seks? Ini Kata Studi