Suara.com - Sebuah studi tahun 2019 mencatat bahwa migrain merupakan penyakit paling umum ketiga secara global. Namun, sebanyak 75 persennya tidak terdiagnosis.
Migrain sebenarnya adalah gangguan neurologis, dengan sakit kepala parah menjadi salah satu gejalanya. Sementara gejala lainnya berupa pusing, sensivitas terhadap cahaya, suara, atau bau, kelelahan ekstrem, mual, dan muntah.
Dilansir CNET, migrain terjadi dalam empat tahap dan tidak semua penderita akan mengalaminya, yakni:
1. Prodomal
Baca Juga: Terapi Akupuntur Bisa Kurangi Migrain Parah
Serangan: Tahap pertama ini terjadi satu hingga dua hari sebelum migrain terjadi. Bisa juga dialami beberapa jam sebelumnya.
Gejala: Sembelit, depresi, retensi cairan, mengidam makanan, peningkatan buang air kecil, perubahan suasana hati, menguap berulang kali, leher kaku.
![ilustrasi migrain.[Pexels]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/03/17/87977-ilustrasi-migrainpexels.jpg)
2. Fase Aura
Serangan: Bisa terjadi sebelum atau selama migrain.
Gejala: Penglihatan kabur, bintik terang atau kilatan cahaya dalam penglihatan, kesulitan berbicara, mati rasa di lengan, sensasi seperti tertusuk jarum di lengan atau kaki, melihat bentuk, kehilangan penglihatan, kelemahan atau mati rasa (di wajah atau di satu sisi dari tubuh).
Baca Juga: Dokter Ungkap Alasan Mengapa Sakit Gigi Bisa Sebabkan Migrain atau Sakit Kepala Sebelah
3. Fase Serangan
Serangan: Terjadi selama migrain berlangsung.
Gejala: Mual, nyeri pada satu atau kedua sisi kepala, sensitif terhadap cahaya, suara, bau, atau sentuhan, nyeri berdenyut di kepala, muntah.
4. Fase Pascadromal
Serangan: Fase ini terjadi sehari setelah migrain.
Gejala: Kebingungan, kegembiraan dalam beberapa kasus, energi merasa terkuras atau berkurang, kelegaan.
Sakit kepala migrain melibatkan rasa sakit yang luar biasa dengan sensasi berdenyut. Rasa sakit biasanya terjadi hanya pada satu sisi kepala, berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.