Suara.com - Menangis merupakan aktivitas alami manusia dan semua orang berhak melakukannya, apa pun jenis kelaminnya. Menangis juga sebenarnya baik untuk kita.
Walau selalu dipandang sebagai kelemahan, menangis merupakan metode koping yang sehat.
Ada tiga jenis air mata, yakni basal, refleks, dan emosional. Air mata emosional merespons kegembiraan, kesedihan, maupun ketakutan, dan inilah yang memiliki manfaat bagi tubuh.
Penelitian, dilansir CNET, menunjukkan bahwa produksi protein dan hormon meningkat ketika seseorang menangis karena faktor emosional.
Baca Juga: Emosi Minta Dibelikan Motor, Bocah SMP ini Obrak-Abrik Rumah, Sang Ibu Sampai Menangis
Menangis juga mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, memperlambat pernapasan, dan detak jantung. Semua itu membuat seseorang lebih lega.
Ketika emosi yang kuat muncul, menangis membantu memulihkan ke keadaan yang 'normal'. Namun, efeknya tidak terjadi secara instan, dibutuhkan beberapa menit menangis dan bernapas dalam-dalam agar detak jantung melambat sehingga tubuh menjadi rileks.
Menangis dalam waktu lama juga dapat membantu meringankan rasa sakit fisik dan emosional. Ketika menangis, tubuh melepaskan oksitosin dan endorfin, hormon yang terkait dengan rasa sakit.
Menangis juga merupakan proses penting dari berduka. Penelitian menunjukkan bahwa menangis membantu memproses kesedihan.
Lebih dari itu, menangis dapat memperbaiki suasana hati. Tidak seperti air mata refleks dan basal, air mata emosional mengandung hormon stres serta mineral mangan.
Baca Juga: Emosi, Pria Ini Robek Buku Tabungan Bank BUMN Gara-gara Saldonya Terpotong
Mangan dikaitkan dengan kecemasan, lekas marah dan gugup, jadi menangis adalah salah satu cara untuk melepaskan ketegangan.
Sebaliknya, menahan air mata justru akan berdampak negatif pada suasana hati. Mencoba menahan emosi dan stres (kpping represi) terkait dengan kekebalan yang buruk, penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi.