Suara.com - Merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat kalau virus tersebut nantinya akan menyerang manusia. Apakah ini mungkin terjadi?
Beberapa masyarakat khawatir akibat PMK yang saat ini merebak justru dapat menjadi penyebab munculnya penyakit baru yang menyerang manusia, apalagi di tengah kondisi Covid 19 yang belum juga usai.
Melihat hal tersebut, dr. Erni Juwita Nelwan, SpPD-KPIT mengatakan, sejauh ini kasus PMK sendiri tidak menularkan penyakit yang sama. Jika pun ada ia mengatakan hal tersebut tidak akan memberikan efek buruk kepada orang yang terkena.
Namun, Erni mengatakan kalau PMK pada manusia sendiri memiliki jenis khusus yang berbeda dengan varian yang menyerang hewan baru-baru ini.
Diketahui, PMK pada hewan dan manusia berasal dari virus yang sama, tetapi genus yang berbeda. Virus pada hewan memiliki genus Aphtovirus, sementara PMK pada manusia yaitu Enterovirus.
“Pada manusia sendiri ada juga PMK dari famili yang sama yaitu Picomaviridae, tetapi genusnya mereka beda. Kalau pada hewan genusnya Aphtovirus, kalau manusia Enterovirus dengan strain yang berbeda juga,” ucap Erni, dalam webinar, Minggu (26/06/2022).
Sama halnya dengan yang terjadi pada hewan, PMK pada manusia sendiri disebarkan melalui berbagai hal seperti berikut.
- Adanya kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus.
- Adanya sentuhan fisik dengan orang yang terinfeksi.
- Menyentuh bagian wajah orang yang terinfeksi juga dapat membuat seseorang tertular.
- Menyentuh benda atau objek yang telah terdapat virus lalu mengusapnya pada bagian mata, hidung, atau mulut.
Sementara itu, untuk PMK hewan yang menular ke manusia juga dinilai tidak berbahaya. Erni menuturkan, kalaupun menular, itu tidak bisa ditularkan kepada orang lain.
“Penyakit PMK terhadap manusia tetap ada, bisa terinfeksi tetapi tidak sakit yang serius. Biasanya orang yang kontak dengan hewan terus kalau kena gejalanya ringan. Selain itu, tidak menyebabkan sakit, dan berhenti di orang itu. Jadi enggak membawa virus dari manusia ke manusia,” ucapnya.
Meskipun demikian, Erni mengatakan, tetap harus adanya waspada mengenai penularan terhadap manusia. Hal ini karena virus bisa saja bermutasi serta lingkungan juga selalu berubah.
Apalagi kondisi sistem kekebalan setiap orang juga berbeda. Menurutnya, lebih baik berpikir hal yang buruk agar selalu bisa mencegah penyakit PMK ini.
“Tetapi tetap harus waspada karena tiap orang punya sistem pertahanan tubuh yang beda. Jadi mencegah harus tetap lebih baik. Lebih baik mikir yang jelek demi berhati-hati,” pungkasnya.