Wanita yang memiliki riwayat bayi lahir mati berisiko 31 persen lebih tinggi terkena stroke non fatal dan 7 persen lebih terkena stroke fatal.
Sama halnya dengan keguguran, dalam hal ini juga semakin besar jumlah bayi lahir mati maka semakin tinggi risiko stroke di masa depan. Wanita yang memiliki dua atau lebih kelahiran mati berisiko 26 persen lebih tinggi terkena stroke fatal.
"Studi kami memperkuat temuan dari tinjauan sistematis sebelumnya yang menemukan hasil serupa tetapi menunjukkan bukti terbatas terkait dengan subtipe stroke," kata penulis studi dari Universitas Queensland.
Kemungkinan alasannya adalah masalah sel endotel, yang mengontrol relaksasi dan kontraksi pembuluh darah serta melepaskan enzim pembekuan darah.
Masalah endotel dapat meyebabkan keguguran melalui gangguan pada plasenta. Masalah ini berhubungan dengan bagaimana pembuluh darah melebar dan meradang atau tersumbat selama stroke.