Terungkap! Ini Alasan Pap Smear Tak Bisa Dilakukan Pada Perempuan yang Belum Berhubungan Seks

Jum'at, 24 Juni 2022 | 22:24 WIB
Terungkap! Ini Alasan Pap Smear Tak Bisa Dilakukan Pada Perempuan yang Belum Berhubungan Seks
Pap smear. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pap Smear adalah pemeriksaan ginekologi untuk mendeteksi kanker serviks atau kanker leher rahim. Tapi umumnya tes kanker serviks ini hanya bisa dijalani oleh orang yang sudah melakukan hubungan seksual.

Dokter Spesialis Kandungan, dr. Agung Witjaksono, Sp.OG mengatakan, pap smear dilakukan dengan cara memasukan alat ke saluran vagina, untuk mendeteksi risiko kanker serviks atau adanya keberadaan human papiloma virus atau virus HPV penyebab kanker serviks.

Ia menegaskan biasanya dokter tidak akan menjalani tes ini bagi mereka yang belum melakukan hubungan seksual.

Ini karena umumnya virus HPV penyebab kanker serviks hanya bisa menginfeksi melalui hubungan seksual atau penetrasi dari penis ke vagina.

Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Harapan Baru Untuk Sembuh Bagi Pasien Kanker Paru, Payudara, dan Serviks

Ilustrasi prosesur pap smear. [Dok. Shutterstock]
Ilustrasi prosedur pap smear. [Dok. Shutterstock]

"Jadi kalau orang yang belum pernah melakukan hubungan seksual, jadinya bisa dikatakan masih aman dari kanker serviks," ujar dr. Agung dalam acara Grand Launching Klinik Utama JLA di Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (24/6/2022).

Inilah sebabnya jika belum melakukan hubungan seksual, maka belum bisa menjalani tes kanker serviks. Sehingga solusi terbaik mencegah kanker serviks dengan mendapatkan vaksin HPV.

"Perempuan disarankan dari umur 10 hingga 55 tahun itu dilakukan vaksinasi kanker serviks tiga kali," ujar dr. Agung.

Bahkan menurut dokter yang juga berpraktik di Klink Utama JLA ini, vaksin HPV lebih baik dan sangat efektif dilakukan pada anak perempuan yang belum mendapatkan menstruasi.

"Usia 9 hingga 14 tahun hanya dua kali, dan harus diselesaikan dalam kurun waktu 6 bulan," jelasnya.

Baca Juga: Sejauh Mana Program Vaksinasi Wajib Kanker Serviks akan Berhasil?

Ia juga mengatakan bahwa vaksinasi HPV ini berbeda dengan perempuan yang sudah mendapatkan menstruasi atau perempuan dewasa yang harus mendapatkan 3 dosis vaksin HPV dalam kurun waktu 2 tahun.

"Anak-anak yang udah 2 kali dapat vaksin HPV, hingga dewasa tidak perlu lagi mendapatkan vaksin dosis ketiga, atau belum disarankan. Penelitian ini sudah berjalan kurang lebih 30 tahun," tutup dr. Agung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI