Suara.com - Pandemi Covid-19 membuat banyak orang lebih sadar dan lebih sering untuk mengonsumsi vitamin dan suplemen.
Tapi, ternyata ada sejumlah suplemen vitamin yang justru berbahaya untuk dikonsumsi dibanding membawa manfaat kesehatan. Sejumlah penelitian mencari hubungan antara suplementasi vitamin B12 dan risiko kanker.
Office of Dietary Supplements (ODS), yang merupakan bagian dari National Institutes of Health, menyaring literatur dan menemukan beberapa asosiasi terkait.
ODS mengutip bukti pengamatan yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology.
Baca Juga: Terpopuler Kesehatan: Makanan yang Sebabkan Tekanan Darah Tinggi, Bahaya Laten Kekurangan Vitamin D
Sebuah studi observasional adalah ketika peneliti melihat efek dari beberapa jenis intervensi, risiko, tes diagnostik atau pengobatan, tanpa mencoba untuk memanipulasi siapa, atau siapa yang tidak, terkena itu.
Para peneliti memeriksa hubungan antara penggunaan jangka panjang vitamin B tambahan pada risiko kanker paru-paru dalam kelompok Vitamin dan Gaya Hidup (VITAL), yang dirancang khusus untuk melihat penggunaan suplemen relatif terhadap risiko kanker.
Sebanyak 77.118 peserta kohort VITAL, 50 hingga 76 tahun, direkrut antara Oktober 2000 dan Desember 2002 dan dimasukkan dalam analisis ini.
Mereka menemukan bahwa penggunaan setidaknya 55 mcg/hari suplemen vitamin B12 selama rata-rata 10 tahun dikaitkan dengan risiko 40 persen lebih tinggi terkena kanker paru-paru pada lelaki
Namun, penelitian ini tidak menemukan hubungan antara penggunaan suplemen vitamin B12 dan risiko kanker pada perempuan.
Baca Juga: Studi Australia: Kekurangan Vitamin D Berisiko Tinggi Terkena Demensia dan Stroke
Penting untuk dicatat bahwa beberapa bukti pengamatan menunjukkan tidak ada hubungan antara konsentrasi atau asupan vitamin B12 yang tinggi dan peningkatan risiko kanker tertentu.
Misalnya, asupan vitamin B12 yang lebih tinggi atau konsentrasi serum tidak terkait dengan peningkatan risiko kanker pankreas dalam satu penelitian yang dikutip oleh ODS.
Uji klinis mendukung kurangnya hubungan antara asupan vitamin B12 yang lebih tinggi dan risiko kanker.
Studi observasional lainnya belum menemukan hubungan. Misalnya, meta-analisis dari 18 uji coba terkontrol secara acak (RCT) yang mencakup 74.498 orang menemukan bahwa suplemen yang mengandung vitamin B, termasuk 20 hingga 2.000 mcg/hari vitamin B12, memiliki sedikit atau tidak berpengaruh pada kejadian kanker, kematian akibat kanker, atau semua -menyebabkan kematian selama masa tindak lanjut 2 sampai 7,3 tahun.