Cek Layanan Kesehatan Tuberkulosis, Wamenkes Dante: Eliminasi TB Tahun 2030 Wajib Libatkan Lintas Sektor

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 23 Juni 2022 | 20:53 WIB
Cek Layanan Kesehatan Tuberkulosis, Wamenkes Dante: Eliminasi TB Tahun 2030 Wajib Libatkan Lintas Sektor
Ilustrasi tuberkulosis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebut target eliminasi tuberkulosis alias TB di tahun 2030 bisa dicapai dengan adanya kolaborasi lintas sektor.

Selain kolaborasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, peran komunitas hingga pihak swasta juga penting demi mencapai target.

“Program ini harus ditingkatkan dengan bekerjasama dengan komunitas, karena mereka sangat membantu tugas ini. Untuk memperkuat jangkauan, peran lintas sektor sangat penting untuk mencapai eliminasi TB Tahun 2030,” ujar Wamenkes Dante dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Wamenkes Dante menyampaikan harapan tersebut saat melakukan peninjauan di Puskesmas Banguntapan I, Bantul, Yogyakarta, baru-baru ini, mendampingi Direktur Eksekutif Global Fund Peter Sands.

Baca Juga: Bertemu Direktur Global Fund, Sekelompok Populasi Kunci Penyakit Menular Coba Sampaikan Aspirasi

Direktur Global Fund Peter Sands dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengunjungi Puskesmas Banguntapan I, Bantul, Yogyakarta. (Dok. Kemenkes)
Direktur Global Fund Peter Sands dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengunjungi Puskesmas Banguntapan I, Bantul, Yogyakarta. (Dok. Kemenkes)

Peter dan Dante meninjau kesehatan mulai dari registrasi pasien, ruang obat, ruang laboratorium, ruang pemeriksaan TB-HIV, dan poli lansia untuk melihat langsung layanan kesehatan, inovasi, tantangan serta kendala yang dihadapi fasyankes dalam melayani TB-HIV di wilayahnya.

Saat berbincang dengan tenaga kesehatan, komunitas dan penyintas, diketahui bahwa tantangan utama yang dihadapi dalam penanggulangan TB dan HIV adalah kentalnya stigma di masyarakat pada dua penyakit tersebut. Hal ini berdampak pada rendahnya kualitas hidup penderita, tak jarang mereka stress dan putus asa. Saat fase ini, support dari orang terdekat sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan.

“Perawatan TB membutuhkan waktu yang sangat lama. Butuh dukungan dari berbagai pihak agak pengobatan mereka selesai sampai tuntas,” ungkap Peter.

Pengobatan TB membutuhkan waktu setidaknya 6 bulan. Selama periode pengobatan, penderita harus rutin minum obat. Tidak boleh terputus. Sebab, pengobatan TB yang tidak sampai tuntas dapat menyebabkan TB Resisten Obat.

“Bersama dengan beberapa partner termasuk Indonesia, kita berkomitmen untuk menanggulangi TB dan malaria. Melawan penyakit harus diikuti dengan teknologi yang mumpuni dan edukasi untuk menghilangkan stigma di masyarakat,” lanjut Peter.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Manfaat Kolaborasi dengan Global Fund untuk Dukung Laboratorium di Indonesia

Peter mengapresiasi layanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Banguntapan I, kolaborasi lintas bersama ini diharapkan terus berlanjut untuk mencapai target eliminasi TB di tahun 2030.

“Terima kasih kepada tenaga Kesehatan, komunitas dan penyintas. Diharapkan kolaborasi antara Global Fund dengan Kementerian Kesehatan dan layanan kesehatan bisa terus berlanjut,” harapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI