Suara.com - Hepatitis akut telah menjadi perhatian tenaga medis tak hanya di Indonesia melainkan di penjuru dunia. Adapun hepatitis akut telah ditetapkan menjadi kejadian luar biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak bulan April 2022 yang lalu.
Kini, dilaporkan beberapa suspek hepatitis akut tersebut di berbagai provinsi yang tersebar di penjuru pulau seantero Indonesia.
Meski disebut sebagai kasus hepatitis, penyakit hepatitis akut yang kini bermunculan berbeda dengan hepatitis biasa. Kenali beda hepatitis akut dan hepatitis biasa berikut.
Penyebab hepatitis akut berbeda dengan hepatitis biasa
Hingga kini, dunia medis belum menemukan penyebab pasti dari hepatitis misterius. Pasalnya, hepatitis akut sulit terdeteksi oleh tes lantaran tidak ditemukan adanya virus hepatitis saat sampel dari suspek pasien diberikan reagen yang umum untuk tes hepatitis biasa.
Melalui tes yang telah diselenggarakan, tidak ditemukan tipe hepatitis yang sudah ada sebelumnya, yakni tipe A, B, C, D, dan E.
"Nah ini semuanya negatif," ungkap mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Hepatitis akut ditemukan adanya adenovirus
Alih-alih sulit terdeteksi oleh tes dan tidak ditemukan tipe hepatitis yang diketahui, ditemukan kehadiran adenovirus dalam sampel kasus hepatitis akut misterius.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran, Dinkes Lhokseumawe Imbau Masyarakat Waspadai Hepatitis Akut
Menurut Tjandra Yoga Aditama, adenovirus ditemukan pada sebagian kasus hepatitis akut. Meski virus yang ditemukan bukan virus hepatitis, gejala yang muncul adalah gejala hepatitis.