Tak lupa Sintia juga mengungkap masih banyaknya anak dengan HIV, yang mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) dewasa. Padahal katanya seharusnya ada ARV pediatric atau ada obat ARV untuk anak-anak.
Aspirasi lain juga disampaikan perwakilan OPSI Komunitas Pekerja Seks, Nurlela yang mengaku kesulitan menjaring atau memonitor para pekerja seks karena penutupan lokalisasi prostitusi.
Pekerja seks sendiri adalah komunitas yang berisiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS, karena perilaku atau pekerjaan sehari-hari, berganti-ganti pasangan seksual, dan sebagainya.
"Penutupan lokalisasi untuk pekerja seks ditutup jadi menyebar ke tempat-tempat seks yang membuat mereka nyaman, jadi untuk menggalakan teman-teman untuk tes HIV agak berat," ungkap Nurlela.
Harapan lain juga disampaikan perwakilan Stop TB Indonesia, bahwa pasien TBC di Indonesia masih disulitkan dengan sulitnya mendapat pengobatan, bahkan khusus untuk resistensi obat TBC atau TB-RO.