Dokter Ungkap Cara Canggih Tubuh Terhindar dari Ancaman Sel Kanker yang Bermutasi

Kamis, 23 Juni 2022 | 15:26 WIB
Dokter Ungkap Cara Canggih Tubuh Terhindar dari Ancaman Sel Kanker yang Bermutasi
Ilustrasi sel kanker (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tubuh manusia secara alami dapat mengembangkan dan membentuk benteng agar tidak terjangkit penyakit kanker. Hal itu dikatakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroentero-Hepatologi dr. Aru Sudoyo.

Ia menjelaskan bagaimana penyakit berbahaya itu muncul akibat pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Awalnya, sel kanker membelah secara tidak terkendali dan lebih cepat dari sel normal.

"Jadi awalnya sel normal terjadi kerusakan, kemudian terjadi mutasi berulang hingga menjadi sel kanker," jelas dr. Aru dalam webinar Yayasan Kanker Indonesia, Kamis (23/6/2022).

Dalam sistem imun, ada bagian tubuh yang memiliki tugas berpatroli ke seluruh tubuh untuk memastikan tidak ada sel abnormal bermutasi dan berisiko menjadi kanker.

Baca Juga: 5 Manfaat Melakukan Kontak Mata saat Berkomunikasi dengan Lawan Bicara

"Kenapa ada yang tidak kena kanker? Karena kita punya 'montir' yang keliling tubuh untuk mereparasi. Prinsipnya keseimbangan, kalau sistem security dikalahkan, maka akan jadi kanker," ujarnya.

Keseimbangan sistem imun itu sangat tergantung dengan gaya hidup yang dilakukan, lanjut dr. Aru.

Itu sesuai dengan data di mana 90 sampai 95 persen kanker terjadi karena lingkungan, yakni gaya hidup, kebiasaan merokok, pola makan, serta aktivitas fisik.

"Hanya kita yang bisa membuat keseimbangan itu dengan pola hidup sehat, makan sehat, olahraga rutin, juga tidak merokok," ucap Ketua Umum YKI tersebut.

Secara umum, kanker bisa 100 persen disembuhkan apabila diobati saat masih stadium satu atau dua. Sayangnya, kata dr. Aru, 70 persen pasien kanker di Indonesia baru datang berobat saat sudah mencapai stadium tiga dan empat.

Baca Juga: 7 Jenis Makanan yang Meningkatkan Sistem Imun dan Bantu Cegah Infeksi Virus

Sehingga, pengobatan jadi lebih sulit dan harapan hidup pun lebih rendah. Dokter Aru menambahkan bahwa jumlah pengidap kanker di Indonesia sebenarnya tidak pasti akibat data kanker yang masih berasal dari rumah sakit.

"Tapi angkanya sangat tinggi dibandingkan dengan negara tetangga kita, terutama dari segi jumlah. Perlu saya katakan juga ada beberapa jenis kanker yang sedang merangkak ke atas, naik ranking. Seperti kanker usus besar, kanker hati, dan kanker nasofaring," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI