Delta AY.4.2 kerap juga disebut sebagai Delta Plus. Varian virus corona ini diteliti lebih menonjol daripada varian delta lainnya.
Varian Delta Plus juga memiliki tingkap penularan yang lebih besar ketimbang Delta biasa. Kendati demikian, varian tersebut tidak menyebabkan pasien haru dirawat inap.
4. Beta
Varian Beta diidentifikasi di Afrika Selatan pada akhir 2020 dan akhirnya menyebar ke negara lain. Beta lebih menular 50 persen daripada jenis corona virus yang asli.
Varian Beta lebih mungkin menyebabkan pasien harus rawat inap, bahkan memicu kematian yang lebih tinggi daripada varian lain.
Bahkan vaksin seperti AstraZeneca tidak memberikan perlindungan yang kuat terhadap efek penyakit ringan dan sedang dari varian Beta.
Gejala varian ini yakni demam, indra penciuman hilang, sakit kepala, batuk terus-menerus, sakit tenggorokan hingga sakit perut.
5. Alpha
Varian Alpha merupaan varian virus corona yang pertama dipublikasikan. Varian ini muncul di Inggris Raya pada November 2020.
Baca Juga: Virus Corona Covid-19 Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan Hati, Ini Sebabnya!
Varian Alpha juga dilaporkan mudah menular, meski tidak secepat varian lainnya. Gejala yang mungkin diderita yakni demam, batuk, kehilangan rasa di lidah, anosmia, sesak nafas, pusing, dan lain-lain.