Menkes Budi Akui Sulit Pakai Dana FIF untuk Produksi Vaksin Cegah Pandemi Berikutnya

Rabu, 22 Juni 2022 | 14:05 WIB
Menkes Budi Akui Sulit Pakai Dana FIF untuk Produksi Vaksin Cegah Pandemi Berikutnya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Hotel Marriott Jogja, Senin (20/6/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akui cukup sulit menggunakan dana sumbangan untuk pembuatan vaksin demi mencegah berbagai penyakit yang berpotensi jadi pandemi.

Beberapa penyakit menular yang belum berhasil dikendalikan selain Covid-19 seperti tuberkulosis (TB), HIV atau AIDS, hingga demam berdarah (DBD).

Seperti diketahui dalam pertemuan G20 Indonesia Presidency di Yogyakarta, membahas terkait Financial Intermediary Fund atau dana FIF, dana internasional untuk penanganan penyakit menular di dunia.

Indonesia juga disebut akan menerima sebagian dana ini untuk penanganan penyakit menular di Tanah Air, yang kasusnya masih tinggi.

Baca Juga: Presiden Mau Hasil Konkrit di G20, Kemenkes Kejar 5 Target Ini

"Tugas selanjutnya akan sedikit menyulitkan untuk menyusun penggunaan dana," ungkap Menkes Budi saat konferensi pers, Selasa (22/6/2022).

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat jumpa pers First G20 Joint Finance and Health Ministerial Meeting (JFHMM) di Hotel Marriot Jogja, Selasa (21/6/2022) malam. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat jumpa pers First G20 Joint Finance and Health Ministerial Meeting (JFHMM) di Hotel Marriot Jogja, Selasa (21/6/2022) malam. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Salah satu peruntukan dana itu akan digunakan untuk memproduksi vaksin, yang dinilai sedikit menyulitkan karena berada di ranah swasta atau di luar pemerintahan.

"Membicarakan terkait penggunaan dana karena para produsen vaksin therapeutics diagnostic, merupakan sektor privat jadi kita harus berbicara dengan mereka dan melibatkan mereka," jelas Menkes Budi.

Jika produsen vaksin yang mau terlibat, mereka akan dimintai komitmennya untuk memenuhi produksi vaksin dalam jumlah tertentu.

"Kemudian bagaimana kita mendistribusikannya secara merata dan sangat cepat, untuk pandemi selanjutnya jika terjadi," tutup Menkes Budi.

Baca Juga: Semua Negara Anggota G20 Hadir Termasuk Rusia, Menkes: Pengakuan Terhadap Presidensi Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI