Kenapa Ada Orang Meninggal dalam Kondisi Tidur? Dokter Ungkap Penyebabnya!

Rabu, 22 Juni 2022 | 13:42 WIB
Kenapa Ada Orang Meninggal dalam Kondisi Tidur? Dokter Ungkap Penyebabnya!
ilustrasi meninggal dalam kondisi tidur.[Pexels/Ivan Oboleninov]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anda mungkin pernah menemui seseorang meninggal dalam kondisi tidur. Meninggal dalam kondisi tidur ini bisa terjadi pada semua orang dari segala usia.

Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih besar secara keseluruhan. Tetapi, tidak ada bukti bahwa jumlah tidur berkontribusi pada kematian dalam tidur seseorang.

Kebanyakan orang yang meninggal dalam posisi tidur disebabkan oleh masalah kesehatan yang dideritanya. Para ahli mengatakan beberapa orang mungkin bisa menurunkan risiko meninggal dalam tidur ini dalam semalam.

"Meninggal dalam kondisi tidur biasanya berhubungan dengan penyakit jantung, paru-paru atau otak," kata Dr. Milind Sovani, konsultan kedokteran pernapasan (pulmonologis) di Rumah Sakit Universitas Nottingham Inggris NHS Trust dikutip dari News Week.

Baca Juga: Serangan Jantung, Jemaah Haji Kloter Khusus Meninggal di Madinah

Tak hanya itu, terkadang penderita diabetes juga bisa meninggal dalam kondisi tidur karena kadar glukosa yang rendah.

Ilustrasi meninggal saat tidur (pexels)
Ilustrasi meninggal saat tidur (pexels)

Sovani mengatakan baru-baru ini seorang pria muda usia 30 tahunan meninggal dunia dalam kondisi tidur akibat penyakit pompe, gangguan penyimpanan glukosa yang menyebabkan kelemahan otot dan kesulitan bernapas.

Meski begitu, kondisi apapun yang bisa menyebabkan kematian di malam hari dalam kondisi tidur bisa diturunkan risikonya.

Posisi tidur telentang salah satu yang bisa menyebabkan kelumpuhan diafragma, yakni otot yang mengontrol pernapasan. Selain itu, kondisi neurologi seperti epilepsi juga bisa meningkatkan risiko meninggal dalam posisi tidur.

Orang dengan epilepsi refrakter lebih rentan terhadap sindrom yang dikenal sebagai Sudden Unexpected Death In Epilepsy (SUDEP), yang diyakini disebabkan oleh kejang yang memengaruhi fungsi pernapasan, jantung, dan elektroserebral tubuh.

Baca Juga: Kiki Fatmala Idap Kanker Paru-Paru Stadium 4, Berapa Peluang Bertahan Hidup Penderita?

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018 di Frontiers in Neurology menemukan bahwa SUDEP lebih mungkin terjadi pada malam hari atau dini hari.

Begitu pula dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko stroke, yang bisa berakibat fatal dan terjadi saat tidur.

Kondisi lain yang lebih mungkin memburuk di malam hari termasuk gagal jantung dan sleep apnea, yang menyebabkan pernapasan mulai dan berhenti saat tidur.

Orang dengan apnea tidur obstruktif juga 2,5 kali lebih mungkin mengalami kematian jantung mendadak antara tengah malam dan jam 6 pagi.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang berusia di atas 60 tahun berada pada risiko tertinggi kematian jantung mendadak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI