Dirjen WHO Tegaskan Klaim Pandemi COVID-19 Sudah Usai Salah Arah, Apa Maksudnya?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 21 Juni 2022 | 20:38 WIB
Dirjen WHO Tegaskan Klaim Pandemi COVID-19 Sudah Usai Salah Arah, Apa Maksudnya?
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sesi jumpa pers Pertemuan Pertama Menteri Kesehatan G20 di Hotel Marriot Jogja, Senin (20/6/2022). [Hiskia Andika Weadcaksana / Suarajogja.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penurunan kasus COVID-19 di sejumlah negara dunia membuat pengetatan perbatasan hingga penguncian wilayah (lockdown) semakin jarang dilakukan.

Namun Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan jangan sampai membuat persepsi yang salah arah, bahwa pandemi sudah selesai.

"Di banyak negara, semua pembatasan sekarang telah dicabut dan kehidupan terlihat seperti sebelum pandemi. Tentu saja ada kemajuan, tetapi persepsi bahwa pandemi telah berakhir, meskipun dapat dimengerti tetapi salah arah," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan pidato sambutan dalam agenda The 1st Health Ministers Meeting (HMM) di Hotel Marriot Yogyakarta.

Tedros mengatakan situasi kasus COVID-19 di dunia kini telah menurun 90 persen dari puncaknya pada Januari 2022. Kondisi itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar pada situasi pandemi.

Baca Juga: Bertemu Jokowi, Dirjen WHO Sampaikan Apresiasi Capaian Indonesia Tangani Covid-19

Sejumlah calon penumpang berjalan menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah calon penumpang berjalan menuju Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (13/9/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Ia mengatakan transmisi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dilaporkan meningkat di banyak negara termasuk negara-negara G20. Situasi itu tidak lepas kenyataan bahwa pengujian dan pengurutan terhadap virus Corona telah menurun di seluruh dunia.

"40 persen dari populasi dunia tetap tidak divaksinasi, risiko baru dan lebih berbahaya. Ada kekhawatiran, bahwa kurangnya pengujian dan pengurutan (genom sekuensing) membutakan kita terhadap evolusi virus," katanya.

Tedros mengatakan situasi itu perlu menjadi pelajaran dari pandemi agar tidak terulang pada krisis lain yang mendominasi perhatian pemerintah maupun media dunia.

Sementara itu Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan 1st HMM 2022 merupakan langkah besar G20 untuk memperkuat arsitektur kesehatan global agar dunia lebih siap menghadapi ancaman kesehatan global di masa depan.

"Tahun ini, kita telah membahas tiga agenda kesehatan global dan bercita-cita untuk mencapai kesepakatan bersama," katanya.

Baca Juga: Di Depan Menkes Budi Gunadi, Dirjen WHO Ingatkan Bahaya TBC: Penyakit Menular Mematikan Setelah Covid-19

Tiga agenda yang dimaksud di antaranya, memperkuat ketahanan sistem kesehatan global, dengan target capaian ketersediaan sumber daya keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Ketahanan sistem kesehatan juga diwujudkan melalui akses ke tindakan medis darurat, membangun jaringan global pengawasan genomik, laboratorium dan memperkuat mekanisme berbagi data informasi virus yang terpercaya.

Agenda kedua adalah menyelaraskan standar protokol kesehatan global melalui kesepakatan sertifikat vaksin yang diakui bersama di titik masuk setiap negara.

Agenda terakhir adalah memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Agenda tersebut mengangkat topik pengembangan teknologi vaksin mRNA, perluasan manufaktur global dan pusat penelitian untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI