Suara.com - Secara umum, depresi bisa sangat sulit dibedakan. Namun seorang psikiatri dari Harvard Medical School - Dr. Nancy Donovan, membedakan depresi ke dalam empat jenis yaitu Depresi Mayor, Gangguan Depresi Persisten, Bipolar dan Gangguang Afektif Musiman atau SAD.
Ia pun mengimbau jika seseorang mengalami perubahan suasana hati atau perilaku berbeda yang berlangsung selama lebih dari beberapa minggu, ada baiknya untuk membicarakan hal tersebut ke dokter.
Dilansir dari Journal Health Harvard, empat jenis depresi paling umum serta pengertiannya.
1. Depresi Mayor
Tipe depresi ini dapat dikatakan sebagai depresi berat karena seseorang mengalami suasana hati yang sangat gelap dan membuatnya kehilangan gairah untuk melakukan aktivitas seperti biasa.
Baca Juga: Berangkat ke Sekolah Tak Pakai Kendaraan, Tunggangan Siswa Ini Jadi Sorotan
Selain itu orang dengan depresi mayor akan kesulitan untuk tidur, terjadi perubahan nafsu makan yang mempengaruhi berat badan, kehilangan energi, dan merasa tidak berharga.
Saat gejala melanda, pikiran tentang kematian atau bunuh diri bisa saja muncul. Kondisi ini biasanya diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan.
2. Gangguan Depresi Persisten
Gangguan depresi persisten sebelumnya disebut dysthymia adalah jenis depresi yang mengacu pada suasana hati yang rendah dan telah berlangsung setidaknya selama dua tahun.
Banyak orang dengan tipe depresi seperti ini dapat menjalani hari seperti biasa tetapi merasa rendah atau gembira sepanjang waktu. Gejala depresi lainnya mungkin termasuk nafsu makan dan perubahan tidur, energi menjadi sangat rendah, harga diri rendah, atau munculnya rasa keputusasaan.
3. Gangguan Bipolar
Orang dengan gangguan bipolar atau yang dulu dikenal sebagai penyakit manik-depresif memiliki tingkat depresi yang tidak terduga. Gejala bipolar sangat berbeda dari gejala depresi lainnya.
Baca Juga: Apakah Kamu Termasuk Orangtua Jahat? Segera Dicek 3 Tandanya!
Gangguan bipolar dapat membuat pengidapnya memiliki gagasan yang muluk, harga diri tinggi yang tidak realistis, penurunan kebutuhan untuk tidur, pikiran dan aktivitas pada kecepatan yang lebih tinggi, dan pengambilan risiko yang berlebihan.
Orang dengan gangguan bipolar akan merasa hebat tetapi hal itu tidak bertahan lama, sehingga kondisi ini dapat menyebabkan perilaku merusak diri dan biasanya diikuti oleh rasa stres.
Obat untuk gangguan bipolar berbeda dari yang diberikan untuk jenis depresi lainnya, tetapi obat tersebut bisa sangat efektif untuk menstabilkan suasana hati seorang pengidap bipolar.
4. Gangguan Afektif Musiman (SAD)
Perubahan suasana hati dapat terjadi akibat perubahan ritme harian alami tubuh. Cara mengarasi kondisi ini adalah dengan melakukan terapi cahaya, yang melibatkan sesi duduk dekat dengan sumber cahaya intens setiap hari.
Perawatan biasa untuk depresi seperti psikoterapi dan pengobatan tertentu juga mungkin efektif.
Catatan Redaksi:
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Anda juga bisa menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.