Suara.com - Usia paruh baya adalah usia yang dimulai 44 tahun dan berakhir pada usia 60 tahun. Di usia-usia ini, seseorang diharuskan mulai menjaga pola makan dan gaya hidup secara keseluruhan.
Dikatakan perokok yang memasuki usia paruh baya mengembangkan masalah gagal jantung lebih tinggi dibanding pada bukan perokok atau yang telah berhenti merokok.
Gagal jantung sendiri merupakan kondisi kronis di mana jantung tidak mampu memompa darah dengan baik. Hal tersebut dikatakan Ahli Jantung dari University of Mississippi Medical Center, Michael E. Hall.
"Penelitian sebelumnya berfokus pada merokok dan atherosclerosis, atau pengerasan arteri. Tetapi tidak ada cukup perhatian diberikan pada efek buruk merokok pada jantung," katanya dikutip dari Zee News.
Baca Juga: Jemaah Haji Jangan Abaikan Hipertensi Bisa Memicu Jantung
Pada studi terbaru dikatakan bahwa seorang perokok yang menghabiskan sebungkus rokok per hari, tiga kali lebih mungkin untuk dilarikan ke rumah sakit akibat gagal jantung.
Itu terjadi karena ventrikel kiri seorang perokok, atau area pemompaan utama pada jantung, menunjukkan tanda-tanda tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Perubahan-perubahan dalam struktur dan fungsi ventrikel kiri inilah yang membuat seorang perokok memiliki risiko lebih besar mengembangkan gagal jantung.
Untuk penelitian yang dimuat dalam jurnal Circulation, tim peneliti melibatkan 4.129 peserta berusia 54 tahun dari keturunan Afrika-Amerika.
Studi ini juga memperhitungkan masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi, diabetes serta indeks massa tubuh.
Baca Juga: Perhatian Jemaah Haji! Jangan Sepelekan Hipertensi, Bisa Picu Serangan Jantung
"Sebagai profesional perawatan kesehatan, kami akan merekomendasikan bahwa semua pasien berhenti merokok, tetapi pesan tersebut harus dibuat lebih kuat untuk pasien yang berisiko lebih tinggi mengalami gagal jantung," kata Hall.