Suara.com - Sebuah temuan meta analisis baru telah menemukan hubungan antara obat asetaminofen atau parasetamol dan kejadian tekanan darah pada mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau kardiovaskular.
Dalam studi baru yang terbit di European Journal of Preventive Cardiology ini, peneliti menemukan orang yang mengonsumsi asetaminofen memiliki tekanan darah elbih tinggi daripada yang lain.
Dilansir Times of India, studi ini melibatkan 172 peserta dengan usia rata-rata 59 tahun. Sebanyak 73 persen di antaranya laki-laki.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi asetaminofen selama 2 hingga 3 minggu mengalami peningkatan tekanan darah daripada kelompok plasebo.
Baca Juga: Minum Ibuprofen dan Parasetamol saat Hamil Tingkatkan Risiko Bayi Lahir Prematur
Peningkatan terlihat pada tekanan darah sistolik. Namun tidak ada perubahan signifikan pada tekanan darah diastolik.
Dari temuan ini, peneliti memperingatkan kepada orang yang sudah mengidap tekanan darah tinggi atau memiliki risiko terkena penyakit jantung untuk berhati-hati saat mengonsumsi asetaminofen.
Mengingat beberapa orang yang memiliki risiko penyakit jantung bergantung pada asetaminofen sebagai alternatif yang lebih aman daripada aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen.
Asetaminofen atau parasetamol merupakan obat yang digunakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang serta demam.
Meski banyak digunakan, dokter dan ahli kesehatan selalu memperingatkan agar tidak menggunakannya secara berlebihan. Sebab, dosis tinggi parasetamol bisa beracun bagi hati.