Peneliti Menemukan Varian Virus Corona Mana yang Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid

Senin, 20 Juni 2022 | 14:55 WIB
Peneliti Menemukan Varian Virus Corona Mana yang Lebih Berisiko Menyebabkan Long Covid
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Covid-19 dapat menyebabkan gejala berkepanjangan, yang disebut sebagai long Covid. Namun, peneliti tidak mengetahui apa penyebab pasti dari gejala berkepanjangan ini.

Sebuah studi baru dari King's College London, Inggris, telah menemukan varian SARS-CoV-2 mana yang berisiko tinggi menyebabkan long Covid.

Peneliti menemukan risiko long Covid adalah 20 hingga 50 persen lebih rendah selama gelombang Omicron, daripada Delta, di Inggris. Artinya, lebih banyak penderita long Covid selama varian Delta mendominasi.

Studi peer review yang terbit dalam jurnal medis Lancet ini menggunakan data dari aplikasi ZOE COVID Symptom, lapor Times of India.

Baca Juga: Varian Omicron Lebih Kecil Risikonya Sebabkan Long Covid-19, Ini Temuan Peneliti!

Penelitian dilakukan terhadap 56.0003 orang dewasa Inggris yang terinfeksi Covid-19 antara 20 Desember 2021 hingga 9 Maret 2022.

Ilustrasi covid-19 omicron, kriteria pasien omicron sembuh dan selesai isoman (pixabay)
Ilustrasi covid-19 omicron (pixabay)

Kasus-kasus ini disebut 'kasus Omicron', karena lebih dari 70 persen infeksi di Inggris disebabkan oleh varian Omicron selama waktu itu.

Selain itu, studi ini juga mengamati 41.361 pasien yang pertama kali terinfeksi virus corona pada 1 Juni 2021 hingga 27 November 2021, ketika 70 persen terinfeksi Delta.

Peneliti menemukan bahwa di antara kasus Omicron, sebanyak 2.501 (4.5%) dari 56.003 orang mengalami long Covid dan pada kasus Delta, sebanyak 4469 (10.8%) dari 41.361 orang mengalami long Covid.

Tidak hanya lebih berisiko menyebabkan long Covid, varian Delta juga dikatakan lebih menyebabkan infeksi parah daripada Omicron.

Baca Juga: Long Covid-19, Ahli Sarankan Konsumsi Makanan Anti-inflamasi Ini!

Hasil tersebut juga dikonfirmasi ketika analisis dikelompokkan berasarkan kelompok usia.

"Ini kabar baik, tapi tolong jangan hentikan layanan long Covid," pesan ketua peneliti Claire Steves.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI