5 Strategi Jepang Tekan Angka Kematian Covid-19 Jadi Terendah di Dunia, Begini Rahasianya

Senin, 20 Juni 2022 | 10:59 WIB
5 Strategi Jepang Tekan Angka Kematian Covid-19 Jadi Terendah di Dunia, Begini Rahasianya
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingkat kematian Covid-19 di Jepang disebut menjadi yang terendah di antara negara-negara kaya di dunia, berdasarkan analisis Bloomberg. 

Kematian Covid-19 di Jepang dilihat dari per kapita jumlah penduduk, yakni 246 per 1 juta orang, terendah dari 38 anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD, menurut Our World in Data.

Hal tersebut makin jadi sorotan mengingat Jepang memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi di dunia. Jepang menggeser Selandia Baru dalam tingkat kematian terendah.  

Selandia Baru kini berada di 257 per 1 juta penduduk, naik setelah negara itu menghadapi gelombang virus akibat paparan Omicron.

Baca Juga: Malaysia Laporkan 2.217 Kasus Baru Covid-19, Semuanya Penularan Lokal

Para ahli kesehatan mengatakan kalau kebiasaan menggunakan masker, vaksinasi yang ekstensif, dan populasi yang sudah sehat menjadi faktor inti dari rendahnya kematian Covid-19 di Jepang.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Masyarakat di negara itu juga terus mematuhi langkah dasar dalam pencegahan infeksi, salah satunya menghindari kerumunan dan tempat-tempat yang berventilasi buruk. Langkah-langkah itu juga diperkuat dengan program vaksinasi Covid-19 yang kuat di Jepang dan perawatan medis gratis. 

Kematian akubat infeksi virus corona berhasil ditekan Jepang tanpa melakukan pembatasan secara ketat terhadap aktivitas masyarakat. Pemerintah Jepang bahkan tidak penerapan penguncian denga pengawasan polisi, sebagaimana dilakukan banyak negara.

Selama keadaan darurat, pemerintah justru menempatkan tanggung jawab atas pencegahan Covid-19 pada pelaku bisnis dan individu untuk mengubah perilaku mereka.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat kalau tingkat  kematian Covid-19 di Jepang turun, dibandingkan saat pandemi hingga 2020 dan 2021.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19, Pemda Perlu Mempersiapkan Rumah Sakit

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet pada Maret lalu juga dikatakan bahwa kematian akibat faktor lain di luar Covid-19,  enam kali lebih tinggi daripada kematian akibat virus corona yang dilaporkan selama 2020-2021. 

Ada sekitar 9.000 kematian lebih sedikit selama tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2019, meskipun angka itu meningkat kembali tahun lalu, menurut angka pemerintah.

"Tingkat kematian di Jepang yang rendah menunjukkan strateginya berhasil," kata kepala pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Pusat Nasional untuk Kesehatan Global, Kedokteran, dan penasihat pemerintah Tokyo Takao Ohmagari, dikutip dari Bloomberg.

Para ahli mengungkapkan beberapa faktor keberhasilan Jepang menekan kematian pada pasien Covid-19, di antaranya:

1. Kepatuhan Sosial  

Strategi memerangi virus corona di Jepang bergantung pada populasi yang secara sadar mematuhi panduan jarak sosial, terutama ketika kasus meningkat. Ini terbukti lebih efektif daripada tindakan buka-tutup pembatasan kegiatan. 

“Orang-orang menggunakan penilaian mereka sendiri untuk menghindari risiko dan mengubah perilaku mereka dan ini memainkan peran yang sangat penting,” kata Ohmagari.

2. Patuh Pakai Masker

Masyarakat Jepang telah patuh memakai masker sejak awal pandemi Covid-19 terjadi. Bahkan ketika pemerintah setempat melonggarkan aturan memakai masker di luar ruangan, masyarakat di sana tetap memakainya.

Penggunaan masker di Jepang biasanya bertahan di atas 90 persen, tertinggi di antara negara-negara G-7 lainnya, menurut data Institute for Health Metrics and Evaluation.

3. Vaksinasi

Sebelumnya, penduduk Jepang termasuk salah satu dengan tingkat kepercayaan terhadap vaksin Covid-19 yang terendah secara global. Tapi, sekarang berada di antara populasi yang paling terlindungi di antara negara G-7.

Sekitar 93 persen orang Jepang berusia 65 tahun ke atas telah mendapatkan dua dosis vaksin dan 90 persen di antaranya telah mendapatkan booster, menurut data dari kantor Perdana Menteri. 

Hampir setara dengan di Amerika Serikat di mana 94 persen orang berusia 65 hingga 74 tahun telah divaksinasi lengkap dan 88 persen populasi berusia 75 tahun ke atas telah menerima dua dosis vaksin.

“Berkat perlindungan yang diperoleh orang Jepang melalui vaksinasi dan infeksi alami, saya tidak berharap rawat inap atau kematian di Jepang meningkat secara dramatis dalam waktu dekat,” kata ahli epidemiologi di Tokyo Foundation for Policy Research Kenji Shibuya.

4. Status Kesehatan Masyarakat

Pada dasarnya, masyarakat Jepang memiliki kesehatan yang baik. Negara itu juga memiliki angka harapan hidup terpanjang di dunia. Hanya 5 persen orang Jepang yang mengalami obesitas, salah satu kondisi yang meningkatkan risiko penyakit parah akibat Covid. Kematian yang terjadi di Jepang hampir seluruhnya berusia di atas 60 tahun. 

5. Perawatan Medis Gratis 

Seperti yang terjadi pada banyak negara, sistem perawatan kesehatan di Jepang juga sempat kewalahan saat lonjakan infeksi terjadi. Tetapi, kemudian berhasil diatasi dengan pelacakan kontak yang kuat selama pandemi. Kemudian pasien dengan kondisi ringan dipindahkan ke tempat isolasi yang dibutuhkan secara gratis.

Jaringan pusat kesehatan masyarakat setempat melacak kasus dan menemukan pasien positif di rumah sakit atau kamar hotel yang gratis. Mereka yang diisolasi di rumah terus dihubungi oleh petugas Puskesmas, kemudian mengirimkan perawat dan dokter jika diperlukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI