Jelang Puncak Haji 2022, Tenaga Kesehatan Haji Periksa Kondisi Kesehatan Jemaah Risiko Tinggi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 20 Juni 2022 | 02:05 WIB
Jelang Puncak Haji 2022, Tenaga Kesehatan Haji Periksa Kondisi Kesehatan Jemaah Risiko Tinggi
Tenaga Kesehatan Haji melakukan pemeriksaan pada jemaah haji. (Dok. Kemenkes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jemaah haji dengan risiko tinggi mendapat pemeriksaan kesehatan jelang puncak Haji 2022 di Armuzna, Arab Saudi.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dr. Budi Sylvana, MARS mengatakan skrining jemaah haji risiko tinggi dilakukan untuk memastikan kesehatan jemaah haji dua minggu menjelang Armuzna.

Proses screening awal bagi jemaah dilakukan di kloter maupun sektor. Terkecuali bagi jemaah dengan risti, dilakukan di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

“Hal ini untuk memastikan kesiapan kondisi kesehatan jamaah,” kata dr Budi dalam siaran pers yang diterima Suara.com.

Baca Juga: Cegah Terserang Penyakit Menular, Jemaah Haji Indonesia Diminta Disiplin Gunakan Masker

Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah, dr. Muhammad Imran menuturkan proses screening awal dilakukan di tingkat kloter oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter. Jika kondisi jemaah risti perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis, jemaah dikumpulkan di sektor, kemudian dilalukan penjemputan oleh KKHI Makkah.

Setiap satu kloter didampingi oleh satu TKH kloter. Ketika sampai, jemaah dibantu TKH mengisi form rawat jalan. Pasien antri tunggu dipanggil, kemudian dilakukan pengecekan tensi terlebih dahulu, setelah itu konsul dengan dokter spesialis. Selesai konsultasi, jemaah mendapatkan obat sesuai dengan penyakitnya, serta edukasi kesehatan.

Selama menunggu giliran, jemaah diputarkan video pendek edukasi kesehatan haji.

“Jadi TKH melakukan screening di kloter. Dari hasil screening, mereka mereka yang perlu di konsulan ke dokter spesialis, dibawa ke sini. Kita jemput untuk diperiksa spesialis di sini” jelas dr. Imran.

Lanjut dr. Imran, pemeriksaan jemaah risti jelang armuzna akan dilaksanakan setiap hari sampai menjelang fase armuzna, sehingga nantinya akan terpilah dan terindentifikasi jemaah yang mampu melaksanakan armuzna dan yang harus di safari wukufkan atau di badal hajikan.

Baca Juga: Waduh! 63,25 Persen Jemaah Haji Indonesia Memiliki Risiko Tinggi Alami Masalah Kesehatan

dr. Budi menuturkan jemaah haji yang memiliki kondisi kesehatan yang baik dia akan mengikuti prosesi Armuzna seperti biasa. Sementara jemaah yang sakit atau memiliki penyakit berat akan di safari wukufkan atau di badal hajikan.

“Sementara jamaah yang risti ringan akan dilakukan pendekatan dan pengawalan ketat petugas kesehatan, katanya.

Budi mengatakan, Armuzna merupakan puncak ibadah haji, di mana pada fase Armuzna dipenuhi degan ritual ibadah yang memerlukan kondisi kesehatan yang baik. Untuk menjaga kondisi jamaah, diminta kepada semua petugas agar melakukan skreening ulang dan medical check up bagi seluruh jamaah.

“Untuk cek kesehatan yang sederhana bisa dilakukan di tiap kloter, untuk jamaah yang sakit dan risti agar lakukan medical checkup di KKHI,” tambahnya.

Layanan pemeriksaan bagi jemaah risti di KKHI Makkah sudah memasuki hari ke tiga. Sampai minggu (19/6), sebanyak 90 jemaah risti mendapatkan pelayanan konsultasi dengan dokter spesialis. Dari sejumlah tersebut, sebanyak tujuh jemaah mendapatkan penanganan yang lebih lanjut di KKHI Makkah atau menjalani rawat inap.

Sebanyak Tujuh poli spesialis yang memberikan pelayanan bagi Jemaah Haji risti sampai hari ini, yaitu Poli Penyakit dalam, Poli Paru, Poli Jantung, Poli Psikiatri, Poli Kulit, Poli Saraf, dan Poli Bedah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI