Duduk Lama Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Dampaknya Lebih Buruk di Negara Berpenghasilan Rendah

Minggu, 19 Juni 2022 | 21:17 WIB
Duduk Lama Meningkatkan Risiko Kematian Dini, Dampaknya Lebih Buruk di Negara Berpenghasilan Rendah
Ilustrasi duduk di depan laptop kerja WFH (freepik/rawpixel-com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah studi telah memperjelas bahwa terlalu banyak duduk dapat meningkatkan risiko penyakit. Kondisinya semakin buruk pada orang-orang yang berada di negara berpenghasilan rendah.

Sebuah penelitian oleh tim internasional, yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dari 21 negara, mengungkap bahwa masyarakat dari negara berpenghasilan rendah menderita dampak yang lebih buruk ketika terlalu banyak duduk.

Dampaknya adalah peningkatan risiko kematian dan penyakit kardiovaskular, dan efeknya lebih menonjol di negara seperti Bangladesh, India, dan Zimbabwe.

Duduk selama 6 hingga 8 jam sehari, baik di tempat kerja, di dalam mobil, atau di mana pun, meningkatkan risiko penyakit jantung dan kematian sekitar 12 hingga 13 persen, dibanding orang yang duduk kurang dari empat per hari.

Baca Juga: Sempat Ricuh, Said Iqbal Minta Massa Gelar Aksi Sesuai Prosedur: Semua Duduk!

Bila waktu duduk lebih dari 8 jam per hari, rata-rata risikonya naik ke angka 20 persen. Namun di negara berpenghasilan rendah, peningkatannya menjadi 30 persen.

Ilustrasi duduk bersilang. (Shutterstock)
Ilustrasi duduk bersilang. (Shutterstock)

Menurut peneliti, perbedaan tersebut disebabkan oleh tingkat pendapatan.

"Waktu menonton televisi umum di antara orang-orang dengan posisi sosial ekonomi yang lebih rendah... mungkin karena asupan nutrisi yang buruk dan pola lamanya waktu duduk yang berpekepanjangan dan tidak terputus," kata peneliti, dilansir Science Alert.

Namun, olahraga dapat mengurangi risikonya.

"Bagi mereka yang duduk lebih dari empat jam sehari, mengganti setengah jam duduk dengan olahraga mengurangi risiko sebesar 2 persen," kata ilmuwan kesehatan di Universitas Simon Fraser, Scott Lear.

Baca Juga: Viral Momen Wanita Diduga Nabila Ishma Bertemu Jenazah Eril: Duduk Lemas Depan Peti, Curhat pada Kekasih Menyayat Hati

Jadi, ada kemungkinan bagi kita untuk mengurangi kemungkinan kematian dini serta penyakit jantung, yakni dengan rutin berolahraga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI