3 Anak Penerima Transplantasi Ginjal Berhasil Pulih Tanpa Minum Obat Imunosupresan

Minggu, 19 Juni 2022 | 19:45 WIB
3 Anak Penerima Transplantasi Ginjal Berhasil Pulih Tanpa Minum Obat Imunosupresan
Ilustrasi operasi. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter dari Stanford Medicine berhasil melakukan transplantasi ginjal kepada tiga anak dengan penyakit genetik langka tanpa memberi mereka obat penekan kekebalan atau imunosupresan.

Umumnya, penerima organ harus meminum obat imunosupresan selama sisa hidup untuk mencegah sistem kekebalan menolak organ baru di dalam tubuhnya.

Namun, efek samping obat tersebut adalah meningkatkan risiko infeksi dan kanker. Dalam beberapa kasus, imunosupresan tidak efektif, sehingga tubuh menolak organ tersebut.

Dalam operasi ini, dokter mencoba transplantasi sel punca dari sumsum tulang pendonor organ ke penerima, bersamaan dengan ginjalnya.

Baca Juga: Aksi Peduli Lingkungan, Penggemar BTS Transplantasi Terumbu Karang di Laut Lombok Utara

Sejauh ini, tidak satu pun dari ketiga pasien mengalami penyakit graft-versus-host (GvHD) parah dan mereka juga tidak memerlukan obat imunosupresan dalam jangka panjang.

Krus dan Paizlee dan kedua orang tua mereka (Stanford)
Krus dan Paizlee dan kedua orang tua mereka (Stanford)

"Ini terobosan," tanggap kepala bedah Program Transplantasi Ginjal dan Pankreas di Pusat Medis Universitas Pittsburgh, Amit Tevar, dilansir Live Science.

Ketiga penerima transplantasi ginjal tersebut Krus Davenport (8), Paizlee (7), dan satu anak lainnya, mereka menderita penyakit kekebalan langka disebut Schimke immuno-osseous dysplasia (SIOD).

Kondisi langka mereka menyebabkan penyakit ginjal kronis dan kegagalan sumsum tulang. Sehingga mereka membutuhkan transplatasi ginjal serta sel induk.

Pendonor ketiga anak tersebut adalah orang tua masing-masing.

Baca Juga: Terpopuler Kesehatan: Transplantasi Lengan Ganda Pertama di Dunia, Penjelasan Dokter Soal Kelumpuhan Wajah Justin Bieber

Pertama, dokter menyelesaikan transplantasi sel punca. Lalu, lima sampai 10 bulan kemudian setelah anak pulih, dokter menstranplantasi ginjal.

Ketiga pasien sekarang telah hidup dengan ginjal baru yang berfungsi sepenuhnya selama 22 hingga 34 bulan.

"Mereka menjalani semuanya, pergi ke sekolah, pergi berlibur, mereka berolahraga. Mereka menjalani kehidupan yang benar-benar normal," kata penulis utama laporan dan profesor pediatri di Stanford, Alice Bertania.

Teknik operasi, yang dinamai DISOT untuk transplantasi organ kekebalan ganda atau padat, menerima persetujuan BPOM AS (FDA) pada 27 Mei untuk merawat pasien dengan kondisi tertentu, yang berdampak pada ginjal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI